“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2).

Dalam setiap pemilihan umum, suara manusia kerap disederhanakan dalam hitungan angka-angka saja. Jumlah angka yang besar dianggap merepresentasikan kemenangan, dan dianggap kalah dan diabaikan bila jumlahnya kecil. Kalau direnungi lebih lanjut, sebenarnya suara manusia tidak cukup dihitung dengan angka-angka, sebab terdapat banyak makna kemanusiaan yang tersemat di dalam setiap suara, meskipun jumlahnya kecil.

Bagi orang-orang yang memahami suara manusia mengandung nilai-nilai kemanusiaan, akan merasa berkewajiban untuk memberikan perhatian untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tanpa membeda-bedakan. Dan kebaikan ini akan dihargai berlipatganda oleh Allah. Sehingga seorang pemimpin taat yang bekerja satu hari saja untuk kebaikan rakyatnya, akan diberikan pahala yang jauh lebih banyak dibandingkan amalan yang dilakukan seorang rakyat biasa yang dikerjakan setahun. 

Hal ini sangat wajar mengingat beban yang harus dipikul begitu besar. Sebaliknya, pemimpin yang mengkhianati rakyatnya, akan diharamkan masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang dijadikan Allah sebagai penguasa, tetapi dia meninggal dalam keadaan mengkhianati rakyatnya, Allah akan mengharamkan surga baginya” (HR. Thabrani).

Karena itu, sepatutnya kita mau menghargai suara sendiri dengan memilih pemimpin yang mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Termasuk di antaranya adalah yang mau berjuang untuk meraih kemakmuran bersama, bukan kelompoknya; yang mau menegakkan keadilan; yang mau memberantas kesewenang-wenangan; dan sejenisnya. Allah juga mengajak manusia untuk bersatu mendukung orang-orang yang berbuat kebaikan. 

Meskipun secara bernegara boleh tidak memilih, berusaha memilih bisa bermakna membantu perjuangan untuk kebaikan. Semakin banyak yang memilih orang-orang baik sebagai pemimpinnya, berarti semakin sedikit peluang terpilih pemimpin jahat.

Wallahu A'lam