Wallahu A'lam
Wallahu A'lam
1. Paksa diri Anda untuk menyayangi orang yang menjadi sasaran dengki. Rasa kasih sayang itu akan dapat mengobati tekanan batin Anda yang diakibatkan penyakit dengki. Jika saat itu masih muncul kecenderungan negatif, lawan dan paksalah untuk berbuat baik. Yakinlah secara perlahan hati Anda akan menghormatinya.
2. Lihat kebaikan yang ada pada diri Anda dan renungkan dengan tulus bahwa karunia Allah itu sekarang ada padanya.
3. Paksa diri Anda untuk memuji kebaikannya di depan orang lain orang lain. Meski awalnya perilaku Anda nampak tidak wajar, karena tujuannya untuk perbaikan diri, secara bertahap akan menjadi murni dan tulus. Insya Allah, dari hari ke hari hal itu akan menjadi kenyataan dan hati Anda akan mengikuti lisan untuk mengharga nilai dan kualitas yang baik.
4. Yakinkan pada diri Anda dan pahami bahwa orang yang menjadi sasaran diri Anda adalah hamba Allah. Mungkin kelebihannya adalah karunia Allah yang saat ini Dia tetapkan baginya dan belum bagi Anda.
5. Jika orang yang menjadi sasaran dengki itu adalah seorang ulama yg diberkahi ilmu dan takwanya, Anda harus memahami bahwa dialah orang pilihan Allah, yang diberkahi jasa besarnya. Paksa diri Anda untuk mencintai dan menghormatinya.
6. Di setiap tahap penyembuhan, jangan mengira bahwa pesan moral ini tidak bisa menyembuhkan. Pikiran keliru itu dipengaruhi oleh setan dan nafsu aramah, yang ingin mengacaukan usaha anda untuk sembuh. Berharaplah kepada Allah yang telah berjanji akan membimbing dan membantu mereka yang berjuang melalui karunia-Nya yang tak terlihat.
Ketahuilah bahwa karena penyakit hati, Allah Suhanahu Wata'ala murka dan memutuskan hubungan dengan penderitanya, sehinga ia tidak punya hubungan lagi dengan-Nya.
Wallahu A'lam
Dalam Al-Qur’an kata ash-shabru lebih banyak disebut daripada kata ash-shidq (kejujuran), juga lebih banyak daripada amanah. Beberapa firman ALLAH tentang sabar :
Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:153)
Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali ‘Imran:146) Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah:155)
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (QS. Al-Ahqaaf : 35)
Surat Huud termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, terdiri
dari 123 ayat diturunkan sesudah surat Yunus. Surat ini dinamai surat
Huud karena ada hubungan dengan terdapatnya kisah Nabi Huud a.s. dan kaumnya
dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah Nabi yang lain, seperti kisah Nuh
a.s., Shaleh a.s., Ibrahim a.s., Luth a.s., Syu'aib a.s. dan Musa a.s.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Adanya 'Arsy Allah;
kejadian alam dalam 6 phase; adanya golongan-golongan manusia di hari kiamat.
2 Hukum-hukum:
Agama membolehkan menikmati yang baik-baik dan
memakai perhiasan asal tidak berlebih-lebihan; tidak boleh berlaku sombong;
tidak boleh mendoa atau mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin menurut sunnah
Allah.
3 Kisah-kisah:
Kisah Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Huud
a.s. dan kaumnya; kisah Shaleh a.s. dan kaumnya; kisah Ibrahim a.s. dan kaumnya;
kisah Syu'aib a.s. dan kaumnya; kisah Luth a.s. dan kaumnya; kisah Musa a.s. dan
kaumnya.
4. Dan lain-lain.
Pelajaran-peIajaran yang diambil
dari kisah-kisah para nabi; air sumber segala kehidupan; sembahyang itu
memperkuat iman; sunnah Allah yang berhubungan dengan kebinasaan suatu kaum.
Surat Hud mengandung hal-hal yang berhubungan dengan
pokok-pokok agama, seperti: Ketauhidan, kerasulan, hari berbangkit, kemudian
dihubungkan dengan da'wah yang telah dilakukan oleh para Nabi kepada kaumnya.
Wallahu A'lam
Di antara ucapan-ucapan yang mengandung barakah adalah dzikir kepada Allah dan membaca Al Qur'an. Tidak tersamar lagi bagi seorang Muslim bahwa dengan dzikir dan membaca Al Qur'an seorang hamba dapat memperoleh kebaikan serta barakah yang banyak. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang biasa berkeliling di jalan mencari orang-orang yang berdzikir. Jika mereka mendapatkan suatu kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka pun saling memanggil : "Kemarilah pada apa yang kalian cari (hajat kalian)."
Maka para Malaikat pun menaungi mereka dengan sayap mereka sampai ke langit dunia. Lalu Allah 'azza wa jalla bertanya kepada para Malaikat itu sedangkan Allah Maha Tahu : "Apa yang diucapkan para hamba-Ku?"
Para Malaikat menjawab : "Mereka bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan memuji Engkau."
Allah bertanya : "Apakah mereka melihat Aku?"
Para Malaikat tersebut menjawab : "Tidak, demi Allah, mereka tidak melihat Engkau."
Allah bertanya lagi : "Bagaimana sekiranya jika mereka melihat Aku?"
Para Malaikat menjawab : "Sekiranya mereka melihat Engkau, niscaya mereka tambah bersemangat beribadah kepada-Mu dan lebih banyak memuji serta bertasbih kepada-Mu."
Allah bertanya : "Apa yang mereka minta?"
Para Malaikat menjawab :"Mereka minta Surga kepada-Mu."
Allah bertanya : "Apakah mereka pernah melihat Surga?"
Para Malaikat menjawab : "Sekiranya mereka pernah melihatnya, niscaya mereka lebih sangat ingin untuk mendapatkannya dan lebih bersungguh-sungguh memintanya serta sangat besar keinginan padanya."
Allah bertanya : "Dari apa mereka minta perlindungan?"
Para Malaikat menjawab : "Dari neraka."
Allah bertanya : "Apakah mereka pernah melihatnya?"
Para Malaikat menjawab : "Tidak, demi Allah, mereka belum pernah melihatnya."
Allah bertanya : "Bagaimana kalau mereka melihatnya?"
Para Malaikat menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka tambah menjauh dan takut darinya."
Allah berfirman : "Aku persaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka."
Seorang di antara Malaikat berkata : "Di antara mereka ada si Fulan yang tidak termasuk dari mereka (orang-orang yang berdzikir), dia hanya datang karena ada keperluan."
Allah berfirman : "Tidak akan celaka orang yang duduk bermajelis dengan mereka (majelis dzikir)."
(HR. Bukhari)
Wallahu A'lam
Wallahu A'lam