Sering melakukan perbuatan dosa, akan melemahkan perasaan seseorag dimana seseorang tersebut akan menganggap dosa besar sebagai dosa kecil. Skala perbandingan antara meremehkan dosa menjaga diri dari dosa adalah relative. Jika iman & takwa kuat, maka para hamba akan menghormati perintah Allah dengan cara berusaha untuk segera melaksanakannya. Mereka juga akan menghormati larangan Allah, sehingga mereka berhati-hati dan berusaha menjadi orang yang paling jauh dari larangan-Nya. 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Masud, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah dosa-dosa kecil karena bila berkumpul pada seseorang akan menghancurkan dirinya.” Dan, sesungguhnya Rasulullah SAW membuat perumpamaan, bagaikan suatu kaum yang turun ke suatu lembah, lalu hadir pemimpin kaum itu dan menyuruh setiap orang membawa satu potong kayu kecil dan terkumpullah setumpuk kayu yang banyak lalu dibakar sehingga bisa membakar apa saja yang dilempar ke dalamnya.(HR Ahmad).

Imam Ghazali berkata, “Dosa-dosa kecil saling menarik sahingga pada akhirnya orang mukmin bisa mengahancurkan pokok keimanannya.” ( Faidhul Qadir juz II hal 127). Para ulama terdahulu sudah mewaspadai bahaya dosa-dosa kecil dan besar sehingga mereka berusaha menjauhinya. Bahkan, mereka melihat dosa-dosa kecil sebagai dosa besar.

Al-Ghazali menambahkan, dosa kecil menjadi besar karena menganggap kecil dosa tersebut atau karena dilakukan secara terus-menerus. Bila seseorang menganggap yang kecil sebagai dosa besar maka menjadi kecil di hadapan Allah. Dan, sebaliknya bila menganggap dosa sebagai dosa kecil maka dianggap besar di hadapan Allah. Karena, orang menganggap dosa sebagai besar karena adanya penolakan hati untuk melakukannya.

Anas ra berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian melakukan amalan yang menurut kamu lebih kecil dari rambut, padahal kami di masa Nabi menganggapnya sebagai dosa-dosa besar. Rasulullah menegaskan dalam hadisnya bahwa seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sehingga mati. Dia tidak memberi makan minum dan tidak membiarkan kucing memakan dari tumbuhan di tanah.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah).

Karenanya, bila seorang menganggap remeh dosa-dosa kecil maka imannya sudah terkontaminasi dan hilanglah kewibawaannya karena selalu menganggap kecil segala sesuatunya. Dosa kecil bisa menjadi perusak iman karena dua hal; banyaknya dosa kecil terkadang bisa menjadi malapetaka iman. Dan, menganggap remeh dosa kecil akan menjadi dosa besar di hadapan Allah.

Untuk itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah muhasabah. Seperti dikatakan Ibnu Masud, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan dia duduk dan di atasnya ada gunung yang khawatir akan menindihnya, tetapi orang kafir melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di atas hidungnya.”

Ada dua hal yang menyebabkan dosa-dosa kecil menjadi berbahaya. Pertama, jumlahnya yang menumpuk hingga membawanya pada kehancuran. Kedua, menganggap remeh dosa-dosa kecil dan Allah menganggapnya sebagai dosa besar.

Sikap yang kedua, bermujahadah dan terus berusaha melawan godaan setan. Ketiga, mengetahui akibat negatif dosa yang akan menimbulkan ketidaktenteraman hati, kesengsaraan, dan siksa neraka yang pedih. Keempat, menjauhi semua penyebab dosa dengan cara menjaga pandangan mata, lisan, dan kemaluan. 

Wallahu A’lam.

Sebagai agama yang sempurna, Islam sangat memperhatikan bukan hanya hal-hal yang berhubungan dengan Allah Subhanahu Wata'al secara vertikal, tetapi juga yang berhubungan dengan sesama manusia secara horizontal. Hal ini terlihat dari doktrin iman dan amal saleh.


Kedua konsep ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena apabila salah satu dari keduanya tiada maka kesempurnaan dari salah satunya akan berkurang. Iman tanpa amal itu hampa sedangkan amal tanpa iman itu percuma. Iman adalah fondasi sedangkan amal adalah implementasi.

Hal ini terlihat dari sabda Nabi SAW: “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Ath-Thabrani).

Dalam hadis lain, Nabi bersabda; “Celaka orang yang banyak zikrullah dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan perbuatannya.” (HR. Ad-Dailami). Kesatuan konsep iman dan amal ini tergambar dari ayat-ayat Alquran. Di dalam Alquran, Allah Subhanahu Wata'ala sering kali menggandengkan kata iman dengan amal saleh.

Seperti dalam firman-Nya: “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah : 82).

Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR Muslim).

Hadis ini dengan jelas memperlihatkan bahwa ada hubungan sebab-akibat antara iman dan amal. Apabila seseorang memiliki keimanan (kepada Allah dan hari kiamat) maka hendaklah ia beramal shaleh, dalam hal ini hendaklah ia berbuat baik kepada tetengganya, memuliakan tamunya, dan berkata baik atau diam.

Doktrin iman dan amal shaleh ini juga mencerminkan bahwa Islam bukan hanya mementingkan urusan pribadi (keshalehan individual) tetapi juga sangat peduli dengan urusan sosial (keshalehan sosial). Seorang manusia sempurna (insan kamil) adalah manusia yang teguh imannya dan banyak amal salehnya.

Wallahu A'lam





Banjir Arab Saudi 2009 menerjang Jeddah di pesisir Arab Saudi di Laut Merah (barat) dan wilayah lain di Provinsi Makkah. Menurut pejabat pertahanan sipil, banjir ini adalah yang terburuk dalam 27 tahun terakhir. Pada hari Jumat, 27 November 2009, 83 orang dilaporkan tewas, dan lebih dari 350 lainnya hilang. Beberapa jalan masih digenangi air setinggi satu meter (tiga kaki) pada hari Kamis, 26 November, dan banyak korban terjebak di dalam kendaraannya: jumlah kematian diperkirakan meningkat ketika air surut, memungkinkan petugas penyelamat mencapai kendaraan yang terjebak.


Curah hujan lebih dari 90 milimeter (3½ inci) jatuh di Jeddah selama empat jam pada hari Rabu, 25 November, hampir dua kali rata-rata tahunan dan curah hujan terbesar di Arab Saudi dalam satu dasawarsa terakhir. Banjir datang dua hari sebelum tanggal perayaan Idul Adha dan Haji di Makkah. Bencana berupa banjir besar di Jeddah beberapa waktu yang lalu telah menimbulkan kehebohan. Peristiwa yang terjadi tahun 2009 persis pada saat jamaah haji sedang bersiap-siap untuk wukuf di Arafah tentunya tidak terlepas dari fenomena global climate change (perubahan iklim dunia) khususnya global warming pemanasan global. Global warming telah menimbulkan berbagai anomali iklim di berbagai sudut dunia. Di satu sisi negeri-negeri yang biasanya dibasahi hujan mengalami kekeringan yang luar biasa. Sementara itu negeri-negeri yang biasanya diterpa panas disertai kelembaban udara rendah justru diguyur hujan hingga kadangkala mengakibatkan banjir.

Seorang muslim yang rajin membaca dan beriman kepada Kitabullah Al-Quran Al-Karim dan hadits-hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidak akan begitu saja menerima penjelasan para pakar. Mereka selalu berusaha merujuk dan mencari jawaban dari dua sumber utama kehidupannya, Kitabullah was-Sunnah. Penulis sendiri berpendapat setidaknya ada tiga dalil yang perlu menjadi perhatian kita. Satu dalil bersifat umum dan berlaku sepanjang masa. Dua sisanya terkait dengan fenomena dan tanda-tanda semakin dekatnya Hari Kiamat. Pertama, secara garis besar Allah telah mengingatkan bahwa keimanan dan ketaqwaan penduduk suatu daerah akan memastikan datangnya keberkahan Allah baik dari langit (atas) maupun dari bumi (bawah).

Namun sebaliknya, Allah juga peringatkan, bila sikap dominan suatu kaum justeru mendustakan ayat-ayat Allah, maka Allah tidak segan-segan mendatangkan siksa dan derita bagi kaum tersebut. Ini merupakan suatu sunnatullah yang pasti dan jelas. Maka sudah sepatutnya peringatan Allah pada ayat-ayat berikutnya menjadi perhatian utama semua fihak.

Perlu diketahui bahwa jika kecenderungan perubahan iklim global berlanjut terus seperti yang terjadi dewasa ini, maka tidak mustahil anomali iklim seperti yang terjadi kemarin di Jeddah akan berulang kembali pada tahun-tahun yang akan datang. Akan semakin sering turun hujan dengan guyuran yang tidak seperti biasanya di bumi Arab. Bila ini benar, maka masyarakat di tanah Arab harus semakin mengantisipasi kemungkinan banjir tahunan. Dan wilayah yang sering diguyur hujan tentunya akan menjadi wilayah yang potensial menjadi subur dan tidak lagi dihiasi padang pasir seperti jazirah Arab dewasa ini. Tidak mustahil dalam jangka panjang justeru tanah Arab akan dihiasi oleh padang rumput bahkan aliran sungai.


Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah memprediksi bahwa di antara tanda-tanda semakin dekatnya hari Kiamat ialah bilamana tanah Arab kembali dihiasi oleh padang rumput dan aliran sungai-sungai. Ungkapan ”kembali” mengisyaratkan bahwa memang pada asalnya tanah Arab itu wilayah yang subur tidak tandus seperti yang kita saksikan dewasa ini. Subhanallah...

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا

”Tidak akan datang hari Kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi rerumputan dan sungai-sungai.” (HR Ahmad)

Saudaraku, berarti memang benarlah kita dewasa ini telah berada di Akhir Zaman. Tanda-demi tanda Akhir Zaman bermunculan di sekitar kita. Jarum jam berputar terus kian hari kian mengingatkan kita akan dekatnya hari Kiamat. Namun........ ada satu atau dua dan bahkan tiga atau empat tanda - tanda besar yang harus datang, sebelum Kiamat benar - benar dekat. 

apa itu......... ?

Wallahu A'lam

Allah SWT menegaskan dalam Alquran, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu.”lam ayat yang lain lain Allah SWT mengemukakan, “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, katakanlah Aku ini dekat, Aku mengabulkan doa apabila mereka berdoa kepada-Ku...”

Namun, banyak orang yang malas berdoa. Atau, kalaupun berdoa, dia sering tidak yakin. Apalagi bila ternyata setelah dia berdoa, apa yang dia minta tidak langsung Allah kabulkan, atau Allah memberikan yang lain, bukan seperti yang di minta. mustinya hal tersebut justru mengajarkan kepada kita agar tidak pernah lelah berdoa. Setelah melalui perjuangan berliku dan tidak pernah menyerah berdoa, hingga akhirnya sampai pada kesadaran bahwa Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Berbagai persoalan hidup dengan mengutamakan kekuatan doa ini memaparkan, ketika kita mohon kepada Tuhan kekuatan, Dia memberi kita kesulitan agar kita menjadi kuat; ketika kita minta pada Tuhan kebijaksanaan, Dia dia memberi kita masalah untuk dipecahkan; ketika kita memohon pada Tuhan kesejahteraan, Dia memberi kita akal untuk berpikir; ketika kita minta kepada Tuhan keberanian, Dia memberi kita kondisi bahasa untuk kita atasi; ketika kita minta pada Tuhan sebuah cinta, Dia memberi kita orang-orang bermasalah untuk kita tolong; ketika kita minta pada Tuhan bantuan, Dia memberi kita kesempatan.

Salah satu pelajaran berharga yang harus kita ketahui adalah bahwa “Tuhan memang tidak pernah ada habisannya untuk memperlihatkan kebesaran-Nya, dan tuhan yang dalam hal ini Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa memperlihatkan tanda - tanda kebesaran-Nya serta senantiasa mengurus makhluk-Nya" (al ayat)

Siapa saja yang ingin meraih hidup dan menikmati hidup lebih baik dan siapa saja yang ingin menjadikan dirinya lebih baik dari waktu ke waktu dengan kekuatan doa, maka senantiasalah melaksanakan segala Perintah-Nya dan menjauhi segala Larangan-Nya. 

berdoa dan berusaha serta kemudian di iringi dengan tawakkal akan membawa ketenangan menuju Tangga-Tangga Hati Yang Tentram.

Wallahu A'lam

'Ibnu Abbas r.a. menceritakan: "Nabi Muhammad Sallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

"Shalat akan dikesampingkan, keinginan jasmani akan dikejar, kedurhakaan akan menjadi pemimpin, akan sulit mem­bedakan kebenaran dari kebathilan, bicara bohong menjadi se­suatu yang diinginkan, pembayaran zakat akan dirasakan sebagai sebuah beban, orang-orang yang beriman akan dianggap yang paling tidak suci, dan dia akan dikorbankan pada penglihatan syaitan yang ada di seluruh lingkungannya, dan hatinya akan dilarutkan seperti garam di air, tapi tidak bisa berkata sesuatu, hujan akan bertindak tidak bersahabat, dia akan datang tidak sesuai lagi dengan musim. 

Laki-laki akan melibatkan diri dalam perzinaan dengan laki-laki, dan perempuan dengan perempuan, dan wanita akan menjadi pihak yang menguasai. Anak-anak akan tidak mentaati orang tua mereka, teman akan memperlaku­kan teman lainnya begitu jeleknya, dosa-dosa akan dilakukan demikian mudahnya. Masjid-masjid akan memiliki hiasan luar yang bagus dan dipercantik dan di dalamnya tidak akan terlalu banyak yang shalat tapi akan banyak kemunafikan dan akan sa­ling bermusuhan dalam hatinya. 

Kemudian akan muncul satu golongan orang dari barat (maghrib) yang akan menguasai orang-orang. yang lemah di antara umatku. Orang akan memperbanyak Kitab Suci Al-Qur'an dalam huruf emas, tapi tidak meng­amalkannya. Kitab Suci AI-Qur'an akan dibaca dengan lagu yang bagus dan merdu. Riba akan menjadi tumbuh dengan cepatnya. Darah manusia akan menjadi tidak ada nilainya, agama tidak akan punya penolong lagi. Wanita-wanita penyanyi akan ber­tambah jumlahnya. Orang-orang kaya akan melaksanakan iba­dah haji sebagai hiburan (melepas waktu senggang / tamasya), orang-orang kelas menengah akan bertindak sedemikian rupa dalam bidang bisnis dan orang-orang miskin akan meminta-minta untuk alasan derma.“

Wallahu A'lam

Allah SWT menurunkan risalah Islam kepada manusia mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW dalam bentuk kitab-kitab suci dan suhuf-suhuf, semata-mata hanya untuk kemaslahatan manusia. Dengan kata lain, Allah SWT sama sekali tidak punya kepentingan apakah risalahnya itu ditaati atau tidak, manusia diberi hak sepenuhnya untuk memilih antara beriman atau kufur (al-Kahfi: 29).

Bagi yang memilih beriman, Allah SWT memperingatkan, “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit murah, mereka itu sebenarnya tidak memakan tidak menelan ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih” (al-Baqarah: 174). Peringatan ini mengisyaratkan bahwa pasti akan ada manusia yang berusaha menyembunyikan kebenaran Allah.

Kata yaktumuuna (menyembunyikan) mengandung pengertian sesuatu itu sudah ada terlebih dulu lalu dicoba disembunyikan, yang dalam konteks ayat ini adalah ‘kebenaran yang datang dari Allah’. Konotasi ‘menyembunyikan’ juga bisa diartikan sebagai sebuah rekayasa perlawanan, seolah-seolah yang datang bukan kebenaran yang sesungguhnya. Misalnya, yang datang kebenaran Adzab, tapi yang dimunculkan bukan adzab.

Dahulu para rasul selalu dihadapkan dengan keberadaan manusia-manusia semacam ini sehingga akhirnya tidak ada kitab suci selain Alquran yang bisa dipertahankan kesuciannya. Mereka tidak sekadar adh dhal (orang yang sesat), tapi al mudhillu (sesat dan menyesatkan). Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa ketika Alquran diturunkan, Allah SWT tidak lagi menyerahkan kepada manusia untuk menjaganya "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya"(al-Hijr: 9).


Kendati Alquran dijaga langsung oleh Allah SWT sehingga kesuciannya akan tetap terjaga sampai kiamat, sebagian dari kebenaran Alquran tetap ‘tersembunyi’ bagi mayoritas Muslim yang awam. Semua ini terjadi karena sebagian ulama mengungkapkan, para da'i sudah enggan mengangkat kebenaran-kebenaran Alquran yang memang sangat bertentangan dengan kebatilan yang sedang dinikmati oleh mayoritas mereka yang berkuasa dan tergiur serta lalai dengan kekuasaan, bahkan mungkin mereka sudah terlampau berani dan mengingkari serta sebagian lagi mungkin karena takut dan sebagian lagi karena mengetahui yang lahiriah saja sedangkan negeri akherat mereka lalai (al ayat).

Mereka sembunyikan kebenaran ayat-ayat Alquran lewat bahasa verbal mereka dengan menyatakan bahwa Alquran sudah tidak relevan untuk kehidupan masa kini. Hukum potong tangan bagi pencuri, qisas bagi pembunuh, rajam atau cambuk bagi pezina adalah bertentangan dengan hak asasi manusia. Sudah sangat langka yang membahas ayat-ayat jihad karena takut dituduh ‘mbahnya’ teroris ataupun radikal.

Paling tidak ada empat ancaman bagi orang-orang yang menyembunyikan kebenaran Allah dan menjualnya dengan harga yang murah. Pertama, tindakan mereka tak ubahnya dengan menyiapkan bara api neraka sepenuh perut mereka. Allah mengancam mereka akan menjadi penghuni neraka jahanam. Kedua, Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat. Ketiga, Allah SWT tidak akan pernah menyucikan mereka dari kekufuran dan dosa yang mereka perbuat. Keempat, siksa yang teramat pedih. Na’udzu billah min dzalik!

Wallahu A’lam bish shawab.

Takwa adalah bekal hidup paling berharga dalam diri seorang muslim. Tanpanya hidup menjadi tidak bermakna dan penuh kegelisahan. Sebaliknya, seseorang akan merasakan hakikat kebahagiaan hidup, baik di dunia mau pun di akhirat apabila ia berhasil menyandang sebagai orang yang bertakwa.

Kata takwa sudah amat akrab di telinga kita. Tiap khutbah Jum'ah sang khotib senantiasa menyerukannya. Bahkan di tiap bulan Ramadhan atau dalam majelis taklim kata taqwa pun menghiasi ceramah-ceramah atau kultum-kultum yang diadakan karena taqwa adalah bekal hidup paling utama.

Ketika Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah, maka pesan paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah takwa.  Secara lughah (bahasa), takwa berarti: takut atau mencegah dari sesuatu yang dibenci dan dilarang. Sedangkan menurut istilah, terdapat berbagai pengertian mengenai takwa. Ibn Abbas mendefinisikan, taqwa adalah takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya. (tafsir Ibn Katsir)

Imam Qurthubi mengutip pendapat Abu Yazid al-Bustami, bahwa orang yang bertakwa itu adalah: "Orang yang apabila berkata, berkata karena Allah, dan apabila berbuat, berbuat dan beramal karena Allah." Abu Sulaiman Ad-Dardani menyebutkan: "Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang kecintaan terhadap hawa nafsunya dicabut dari hatinya oleh Allah.". Sedangkan Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah menegaskan, bahwa hakikat taqwa adalah taqwa hati, bukan takwa anggota badan."

Umumnya, para ulama mendefinisikan taqwa sebagai berikut: "Menjaga diri dari perbuatan maksiat, meninggalkan dosa syirik, perbuatan keji dan dosa-dosa besar, serta berperilaku dengan adab-adab syariah." Singkatnya, "Mengerjakan ketaatan dan menjauhi perbuatan buruk dan keji." Atau pengertian yang sudah begitu populer, taqwa adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.

Dari definisi-definisi di atas menunjukan bahwa urgensi taqwa sudah tidak diragukan lagi, apalagi Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW. secara berulang-ulang menyeru kita supaya bertaqwa. Khusus bagi orang-orang yang bertakwa, Allah telah menjanjikan berbagai macam keistimewaan atau balasan atas mereka, di antaranya : pertama, bagi siapa saja yang bertaqwa kepada-Nya, maka akan dibukakan baginya jalan keluar ketika menghadapi berbagai persoalan hidupnya. (QS Ath-Thalaq: 2).

Kedua, memperoleh rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (QS At-Thalaq:3). Ketiga, dimudahkan segala urusannya (QS Al-Thalaq:4). Kelima, diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan bahkan Allah SWT. akan melipatgandakan pahala baginya (QS Al-Thalaq: 5). Keenam, orang yang bertaqwa tidak akan pernah merasa takut, mengeluh, was-was dan sedih hati (QS Yunus: 62-63). Ketujuh, mereka yang bertaqwa akan memperoleh berita gembira (al-busyra), baik di dunia maupun di akhirat (QS Yunus: 64).

Di samping memberikan motivasi, janji-janji yang terkandung dalam ayat-ayat di atas juga menjelaskan tentang keutamaan taqwa dan fungsionalnya terhadap problematika kehidupan seorang muslim. Oleh sebab itu tidak semestinya bagi seorang muslim atau mukmin memandang remeh perkara ini. Pasal, taqwa berfungsi sebagai bekal hidup yang paling esensial dan substansial.

Lebih-lebih, bagi seorang pemimpin yang sedang memikul amanah dan tanggung jawab, bekal ketaqwaan tentunya sangat diperlukan. Tidak mustahil, seorang pemimpin, apa pun posisi dan levelnya akan mampu menunaikan tugas-tugasnya dengan baik, menemukan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya serta dapat mencapai tujuan kolektifnya, apabila pemimpin tersebut membekali dirinya dengan ketakwaan kepada Allah.

Ibadah puasa Ramadhan tahun ini sudah hampir tiba. Kehadirannya merupakan momentum yang sangat berharga bagi kita untuk bermuhasabah dan berlomba-lomba dalam memperbanyak amal kebajikan sehingga kita betul-betul termasuk golongan insan bertakwa. 

Wallahu a'lam bis shawab.

Gambar Imajinasi Neraka ( hell )



Photo Imajinasi Neraka ( hell )



Wallpaper Imajinasi Neraka ( hell )


Imajinasi Gerbang Neraka ( hell )

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al Maa'idah : 120

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah. Tidak patut kita, manusia, merasa senang dengan kelebihan yang kita miliki. Harta, untuk yang kaya. Jabatan, untuk yang punya jabatan. Rupa, untuk yang diberi kecantikan / ketampanan. Bahkan orangtua, anak-anak, semua hanya milik Allah. Kita hanya dititipi, seperti penitipan / tempat parkir pada perumpamaannya dan pada akhirnya kelak semua yang ada pada diri kita akan dimintai pertanggungjawaban. Apakah kita mensyukuri titipan-Nya, menjaganya, memberinya hak dan kewajiban sesuai aturan pemiliknya ? Apakah kita sudah memposisikan diri sebagai "yang dititipi" ?

Manusia memang sombong. Dulu, kala Allah mengamanahkan bumi dan isinya kepada gunung, gunung yang kokoh menjulang di permukaan bumi ini menolak. Begitu juga yang lainnya. Tapi manusia, dengan angkuhnya, menyanggupi melaksanakan amanah berat itu. Begitulah manusia, yang harus memikul amanah sebagai khalifah di muka bumi. Selayaknya kita kembalikan lagi semua kepada pemilik-Nya, dengan tanpa merasa memiliki sedikit pun. Dunia ini hanyalah fatamorgana, jangan sampai tertipu.

"Barangsiapa yang bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya. Dan barangsiapa kufur, maka sesungguhnya adzab Allah sangat pedih." Mudah saja bagi Allah mencabut nikmat yang kita miliki saat ini. Begitu juga, mudah saja bagi Allah memberikan nikmat dari arah yang tidak disangka-sangka kepada kita.

Sesungguhnya semua hanya milik Allah. Kita hanya diwajibkan berikhtiar, dengan rambu-rambu yang diberikan oleh sang pemilik. Selanjutnya tinggal terserah Allah saja apakah mau memberikan yang kita minta atau tidak. Yang pasti, Allah menyuruh kita terus berdo'a, dan Allah berjanji akan mengabulkan tiap do'a hamba-Nya. "Ud'uunii astajib lakum." Berdo'alah, Allah pasti mengabulkan. Bukan hanya itu, Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.

Orang yang sabar adalah orang yang jika terkena musibah maka dia memahami dan menghayati kalimah “innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun” (QS. al-Baqarah) karena sesungguhnya semua milik Allah dan sesungguhnya semua akan kembali kepada Allah .

Semuanya memang milik Allah. Allah adalah Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu yang lain), sedangkan manusia adalah miskin selalu membutuhkan sesuatu yang lain. Saat manusia lahir sebagai bayi, dia dalam keadaan telanjang bulat, tidak membawa apa-apa, dan belum tahu apa-apa. Saat manusia mati sebagai mayat, dia dalam keadaan kaku, tidak membawa apa-apa kecuali amal dan kain putih dan sudah tidah tahu apa-apa.


Segalanya memang milik Allah. Manusia hanya sekedar “dipinjami” atau “dititipi” oleh Allah. Apa saja yang diperoleh, dirasakan dan dipakai oleh manusia hanya sekedar “barang pinjaman” atau “barang titipan” milik Allah. Suatu saat barang itu akan diminta oleh yang pemiliknya.

Hai seluruh ummat manusia ! Nyawamu, anggota tubuhmu, dan semua kemampuanmu hanyalah sekedar “barang pinjaman” (titipan) milik Allah Subhanahu Wata'ala yang semuanya pasti akan dikembalikan kepada-Nya. Kewajibanmu adalah mengabdikan diri beribadah kepada Allah semata sebagai ‘abdullah' dan mengelola kehidupan dunia menurut petunjuk-Nya (sebagai khalifah), bukan untuk hidup menurut nafsumu.

Kesabaran dan usaha yang keras menjadi kunci untuk mengatasi krisis yang masih melanda dunia. Kesadaran yang mendalam bahwa semua milik Allah dan semua akan kembali kepada Allah akan membawa pada kehidupan yang tenang, damai, dan optimis. Kesadaran ini juga harus diikuti dengan usaha sungguh-sungguh untuk mengatasi problem yang dihadapi.

Wallahu a'lam bishshawab.

Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki :

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim

Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka engkau akan jadi orang paling kaya

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna


Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin.
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin


Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa

Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya

Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain niscaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat

Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar niscaya akan dihapuskan( kurangkan ) segala dosamu

Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka

Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ? Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang

Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat? Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

Jabir bin Abdullah berkata, “Pada suatu hari sewaktu saya bersama baginda Rasulullah SAW maka tiba-tiba datang seorang lelaki yang berwajah putih bersih, rambutnya pun sangat cantik dan dia memakai pakaian yang putih.

Lalu dia menghampiri Rasulullah SAW dengan berkata: “Assalamualaikum ya Rasulullah, apakah artinya dunia itu?”Maka Rasulullah SAW pun bersabda,”Dunia itu adalah impian orang yang tidur".

”Bertanya orang itu lagi, “Apakah artinya akhirat itu ya Rasulullah SAW?”Bersabda Rasulullah SAW, “Satu kumpulan manusia yang berada didalam Syurga dan satu kumpulan lagi berada didalam Neraka Sa’ir.

”Orang itu bertanya lagi, “Apakah Syurga itu?”Bersabda Rasulullah SAW, “Sebagai ganti dunia untuk mereka yang menjauhkan dunia, karena sesungguhnya nilai harga Syurga itu sama dengan menjauhkan dunia ini.

”Bertanya orang itu lagi, “Apakah Jahanam itu?”Maka bersabda Rasulullah SAW, “Jahanam itu adalah sebagai ganti dunia bagi mereka yang mencarinya.

”Bertanya orang itu lagi, “Siapakah sebaik-baik umat ini?”Bersabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik umat ialah yang taat kepada Allah SWT.

”Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana yang dikatakan orang yang taat itu?”Bersabda Rasulullah SAW, “Orang yang berusaha bersungguh-sungguh sebagaimana orang mencari kafilah.”Orang itu bertanya lagi, “Seberapakah ketentuan taat itu?”Bersabda Rasulullah SAW, “Seperti kira-kira perbedaan dari kafilah.

”Bertanya orang itu lagi, “Berapa jarak jauhnya dunia dengan akhirat?
”Bersabda Rasulullah SAW, “Hanya sekadar memejamkan mata saja.

”Jabir melanjutkan ceritanya, “Setelah orang itu pergi kami tidak lagi melihat orang itu selepas itu.”Rasulullah SAW bersabda, “Lelaki yang datang tadi adalah Jibril as, dia datang kepada kamu supaya kamu semua menjauhkan diri dari dunia dan supaya kamu mencintai akhirat".


Bersabda Rasulullah SAW lagi, “Sesungguhnya Allah SWT tidak menciptakan makhluknya yang lebih dibenci selain dunia, bahkan Allah tidak melihatnya sejak menciptakannya.”Dunia ini adalah satu alam khayalan yang mana satu masa nanti juga akan musnah, jadi apalah gunanya kita mengejar dunia setelah kita tahu bahwa akhirat saja yang kekal.Gunakanlah dunia ini untuk kita mengumpulkan bekal amal untuk dibawa ke akhirat, janganlah kita menjadi orang bodoh, sebab orang yang bodoh hanya suka mengejar dunia. Seluruh masa dan tenaganya dihabiskan semata-mata untuk mendapatkan dunia". (dari berbagai sumber)

Wallahu A'lam 

Lalu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam merupakan hamba Allah yang gemar memohon ampunan Allah dan bertaubat kepadaNya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin mendidik ummatnya agar selalu menghayati bahwa manusia selalu dalam keadaan banyak berbuat dosa. Sehingga manusia selalu membutuhkan ampunan Allah. Manusia selalu dalam keadaan cenderung menyimpang dari jalan yang lurus. Sehingga manusia perlu untuk selalu bertaubat (kembali) kepada Allah dan jalan Allah.

Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan suatu lafal doa yang disebut Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar). Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memotivasi orang-orang beriman melalui lafal doa Sayyidul Istighfar. Barangsiapa yang setiap hari membiasakan dirinya membaca doa tersebut dengan penuh keyakinan, maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjamin pelakunya sebagai penghuni surga di akhirat kelak.


Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Penghulu Istighfar ialah kamu berkata: “Allahumma anta rabbi laa ilaha illa anta kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’udzubika min syarri ma shona’tu abu-u laka bini’matika ‘alaiyya wa abu-u bidzanbi faghfirli fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta"


"(Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilaha selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).”

Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga.” (HR Bukhary 5831)


Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang gemar mengingat-Mu, gemar memohon ampunan-Mu dan gemar bertaubat (kembali) ke jalan-Mu. Amin ya Rabb.

Wallahu A'lam

Dibalik pelaksanaan dua rekaat di ambang fajar, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang, bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Nabi berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah suatu ketika mereka terlambat shalat Subuh dalam penaklukan benteng Tastar. "Tragedi" ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya.

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rakaatnya yakni hanya dua rakaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit). mereka yang meninggalkan shalat shubuh rata-rata lebih disebabkan karena seorang muslim terlelap dalam tidur.

Yang menarik, Subuh ternyata juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum ‘Ad, Tsamud dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas petaka pada waktu Subuh – yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. selain itu Sholat subuh merupakan salah satu Sholat fardhu yang banyak memiliki keutamaan, diantaranya karena terdapat beberapa Hikmah Sholat Subuh  : 

Di dalam al Quran, setiap muslim dianjurkan untuk tidur lebih awal dan bangun sejak awal fajar menjelang. Di riwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersabda yang artinya:

“Umatku di berkahi di waktu fajar”. Dan sabda lain “ dua rekaat sebelum sholat subuh itu lebih baik daripada dunia dengan segala isinya” Ilmu kontemporer mengakuai betapa banyak dan agungnya hikmah dan faedah bangun tidur untuk melakukan sholat subuh bagi kesehatan. Di antaranya adalah seperti berikut ini:


1. Kadar ozon di udara lebih tinggi ketika fajar. Kemudian secara perlahan, kadarnya semakin berkurang hingga menyusut ketika matahari terbit. Baru-baru ini di katanya bahwa gas ozon-yang merupakan salah satu timbalan oksigen yang terdapat pada lapisan atmosfer yang tertinggi untuk melindungi bumi dari pancaran sinar matahari yang berbahaya- akan turun hingga permukaan tanah pada waktu shubuh, kemudian naik dengan seiring terbitnya matahari.

Para dokter merasa takjub dan kagum ketika mereka mengetahui pengaruh dalam memberikan terapi pengobatan yang sangat menakjubkan.

Ozon juga dapat menyembuhkan segala penyakit jiwa dan fisik tanpa sedikitpun efek samping. Gas ini mempuyai pengaruh yang sangat baik untuk organ saraf serta mengaktifkan kinerja otak dan otot. Ia membuat keaktifan otak dan otot manusia di pagi-pagi buta.

Ditegaskan pula bahwa suntikan ozon dapat menambah keatifan bagi tubuhserta mendatangkan rasa bahagia dan tentram. Oleh karma itu, seseorang akan merasa kesegaran ketika ia menghirup udara segar di pagi hari yang di namakan dengan angin timur yang terasa begitu nikmat dan tiada bandinganya, baik di waktu siang maupun malam.

2. Ketika matahari terbit, warnanya lebih condong ke warna merah. Ternyata, warna tersebut begitu pengaruh terhadap kerja saraf otak juga mendorong untuk aktif dan bergerak. Sebagaimana kadar sinar ultraviolet lebih besar ketika matahari terbit, yaitu sinar yang menopang tubuh untuk membuat vitamin D yang berguna untuk pertumbuhan tubuh.

3. Bangun lebih awal dapat mengurangi tidur yang panjang. Telah jelas bahwa orang yang tidur dalam waktu yang panjang dalam satu waktu, berpeluang akan menderita sakit jantung. Khususnya, penyakit anthrosclerosis yang mengakibatkan sesak di dada. Hal ini di sebabkan tidur tidak lain hanyalah perhentian secara total.

Jika seseorang tidur terlalu panjang akan menurunkan zat lemak pada dinding urat nadi, di antara urat nadi selaput jantung. Barang kali untuk menanggulangi salah satu paktor penyakit pada dinding urat nadi tersebut adalah seperti firman Allah: “ Dan orang yang melalui malam dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka”(Al Furqon: 64) di sini di jelaska oleh Allah untuk melakukan sholat guna mencegah tidur panjang.

4. Secara ilmiah dapat ditegaskan bahwa kadar tertinggi cortisone pada darah adalah ketika subuh, yaitu bisa mencapai 7-22 mikrogram per 100 miliplasma. Sedangkan kadar terendah terjadi pada sore hari, yaitu 7 mikrogram per 100 miliplasma. Sebagaimana yang telah di ketahui bersama, cortisone merupakan zat aktif yang menambah keaktifan tubuh dan mengaktifkan gerakannya secara umum. Selain itu juga dapat menambah kadar gula di dalam darah sehingga menambah energi yang dibutuhkan badan.

Oleh karma itu kita dapat menyimpulkan bahwa seorang muslim yang komitmen dengan ajaran al Qur’an merupakan manusia yang sangat tangguh. Dia bangun lebih awal dan menyambut hari yang baru dengan penuh semangat sehingga ia tampil melaksanakan tugas-tugas harianya pada waktu awal siang. Hal ini di sebabkan, kondisi potensi otak psikolog dan ototnya berada dalam keadaan prima. Dapat kita bayangkan bahwa sekiranya komitmen tersebut telah menjadi watak bersama, maka akan lahir komunitas muslim yang unik dan istimewa. Salah satu keistimewaanya adalah bahwa kehidupan bermula semenjak waktu shubuh. Maha suci Allah yang maha agung.

(kutipan dari kitab Al tadawi bi al shalat karya Hasan bin ahmad bin Hammam et. al)

Puja puji syukur kepada allah swt hingga kita masih diberikannya nikmat hari dan selawat sama kita sanjungkan kepada Baginda Muhammad SAW, kiranya kita mengharapkan syafa'at daripadanya.

Sebagaimana sama sama dimaklumi bahwa setiap kehidupan itu mempunyai akhir. Semua yang bernyawa itu ada akhirnya. Jadi, untuk sampai kesana itu bermacam macam dan berliku liku peristiwa yang kita jalani. Semuanya itu sudah ada ukurannya, sudah ada batasan berapa lama hidup didunia ini. Sehingga tidak ada bedanya mahluk dimuka bumi ini, semuanya adalah sama, namun allah mengatakan “tidak ada yang lebih mulia disisi Allah diantara kamu semua antara satu dengan yang lainnya, tidak memandang jabatannya, kedudukannya, profesinya, tapi adalah siapa yang lebih bertaqwa kepada Allah merekalah yang lebih mulia. Juga Allah mengatakan orang yang beriman dan bertaqwa itu lebih tinggi derajatnya, tidak hanya lebih mulia disisi allah tapi Allah meninggikan derajatnya lebih dari yang lain. Jadi orang yang lebih mulia disisi allah itu adalah orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.

Jadi yang dinilai oleh Allah ta’ala itu bukanlah karena pangkatnya, bukan karena harta bendanya, bukan karena warna kulit dan keturunan akan tapi adalah yang paling taqwa diantara kamu.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" Al Hujuraat : 13

Ketika kita mendengarkan ceramah oleh seorang ustazd, atau pun membaca artikel yang ditulis, bukanlah si penceramah atau penulis ini yang lebih mulia ini, tetapi penceramah dan penulis itu hanya menyampaikan. namun kemuliaan belum tentu disisi Allah.

Membentuk jiwa supaya luas seperti lautan supaya mampu melaksanakan itu disisi Allah Subhanahu Wata'ala yaitu jalan membentuk jiwa seluas samudra seperti lautan yang tidak bertepi, mampu menampung segala permasalahan, dan siap menyelesaikan segala permasalahan. Dapat dibuktikan, lautan tidak pernah kering, tidak pernah keruh, tidak pernah bernajis. mereka yang bertaqwa tidak pernah terpengaruh apa yang didalamnya, dan tidak pernah mempengaruhi apa yang ada didalamnya. mereka memiliki keluas dan keluwesan jiwa seluas jiwa manusia itu, sehingga mampu menyelesaikan masalah karena pengabdiannya semata mata hanya karena Allah.


Sebagaimana yang disampaikan nabi Muhammad SAW yang dimaksud hamba Allah Subhanahu Wata'ala atau wali-wali-Nya adalah mereka yang beriman dan bertaqwa. orang seperti ini sudah langka, susah dicari ,sukar didapat. Memandang dengan pandangan Allah, mengucap dengan ucapan Allah, Mendengar dengan pendengaran Allah, melangkah dengan langkah allah, bekerja dengan pekerjaan allah, kemana manapun tetap ma’iah dengan Allah, beserta dengan allah. Kehidupannya aman, tentram abadi selama lamanya, karena tidak ada masalah padanya dan tidak pernah dipermasalahkan. Inilah yang dimaksud wali-wali Allah, orang yang damai, tentram dan tentram.

Akhirnya semoga tulisan kecil ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal alamin

Bersambung Insya Allah

Wallahu A'lam

Kegelisahan terlahir akibat tidak adanya keseimbangan antara harapan dari hati, pikiran dan kenyataan. Adanya permasalahan hidup manusia muncul kepermukaan lebih disebabkan oleh hanya semata-mata dipersepsikan pada logika berpikir yang sempit. Itulah sebabnya, mengapa kebanyakan dari kita mendefinisikan masalah berupa kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. lebih dari itu, harusnya dalam hidup seorang mukmin segala apa yang terjadi dalam kehidupan ini diposisikan semata-mata atas kehendak-Nya.

Bukan mengandalkan semata-mata pada persepsi akal manusia, sebab kadang kala akal ini terselimuti oleh tumpukkan kotoran-kotoran hawa nafsu manusia itu sendiri. Allah Swt dalam QS. Taghaabun [64]: 11, mengingatkan kepada kita bahwa "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang, kecuali dengan ijin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya"

Ketidakadaan atau tenggelamnya kesadaran pola pikir seperti itu, maka akan melahirkan kegelisahan hidup manusia. Pasalnya bagi manusia model demikian tidak menyadari sepenuhnya akan sunnatullah kehidupan manusia yang selalu dihadapkan pada sejumlah besar tantangan. yang pada hakikatnya bukan untuk dihindari, melainkan justru untuk dilakoni. Hidup itu sendiri adalah tantangan, dan ketika ada masalah maka yang harus dilakukan oleh manusia adalah memperbaikinya. Mengapa kita mesti menghindar? Di sinilah kadang-kadang kita lupa pada kesejatian diri. karena "sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib suatu kaum sebelum mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri"


Di mana pun dan kapan pun kita hidup, masalah dan tantangan serta rintangan akan selalu datang menjemput. Hidup adalah inheren, sekaligus identik, dengan masalah dari tantangan itu sendiri. Kalau kita menghadapinya dengan hati tegar dan ikhlas, semua masalah itu akan sirna. Kalau kita tertelikung dengan masalah, sesungguhnya bukan masalah itu sendiri sebagai masalah dan akan semakin menambah masalah. karena sejatinya yang menjadi masalah adalah cara kita sendiri yang salah dalam menghadapi masalah.

Bagi sebagian orang kegelisahan hati itu muncul didasari oleh perilaku kita yang belum sampai ke tingkat yakin akan sangat dekatnya pertolongan Allah. Artinya segala persoalan dan kesulitan yang ada dan menimpa kita sekecil apapun justru seringkali membuahkan rasa cemas dan gudah gulana yang membuat gelisah hatinya.

Kondisi hati yang gelisah akan berdampak pada persepsi menyikapi hari demi hari hidupnya dengan aneka keluh kesah, amarah, dan perilaku yang serba salah. Lebih jauh kondisi ini menyebabkan hidup terasa sumpek, mumet, rumit, dan membuat sakit kepala menghinggapi kita.

Kesannya, segala yang tersaji di hadapan kita, terasa semakin membebani hati dan pikirannya. disinilah Pentingnya Meredam Resah dan Gelisah yang ada dihati. Keberadaan masalah dalam hidup adalah sesuatu yang wajar. Namun, manakala sikap kita yang tidak tepat dalam menghadapi dan memposisikan masalah tersebut, maka inilah sebenarnya yang menjadi awal munculnya penyakit gelisah hati. Adanya gelisah hati dalam hidup kita, bila tidak hati-hati tentu tidak jarang akan menjadi jalan yang terbentang bagi terjerumusnya ke jurang kesalahan yang semakin menambah masalah.

Sehingga bukannya diri ini terhindar atau melupakan segala petaka gelisah hati, justru malah menambah berat beban langkah hidupnya. Inilah buah dari salah sikap dan perilaku kita dalam memaknai masalah kegelisahan hati. Untuk itu, sedini mungkin setiap kita sudah seharusnya belajar untuk meredam setiap masalah yang dapat memunculkan gelisah hati. Inilah kunci awal untuk mencapai ketentraman hidup.

Dengan demikian, dalam hidup manusia sangat diperlukan adanya perilaku meredam gelisah hati. Pentingnya meredam gelisah hati ini, tidak lain didasarkan pada kenyataan bahwa perasaan cemas, gelisah, keluh kesah, dan amarah jelas tidak akan mengubah apa pun, malahan justru akan menyengsarakan hati dalam jurang kegelisahan berikutnya.

Bersambung Ke Catatan Selanjutnya Insya Allah 

Wallahu A'lam

5 Tanda Orang Bertaqwa menurut Sayyidinna Usman bin Affan :

Tidak suka bergaul kecuali bergaul dengan orang-orang yang sholeh / sholehah, yang menjaga lisannya.

Seperti penggalan lagu Tombo Ati, salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang sholeh karena kita akan mendapatkan banyak dakwah, masukan, kritik yang membangun dan ketenangan bila mendapatkannya dari orang-orang yang hanya mengucap kebenaran.

Jika mendapat musibah duniawi, ia menganggapnya sebagai ujian dari Allah SWT.

Salah satu yang mengangkat diri kita di mata Allah adalah lulusnya kita dari ujian yang diberikanNya. Ujian bukan hanya yang bersifat bala musibah, namun kenikmatan dalam hidup ini adalah ujian yang lebih besar. Bila diberikan musibah orang lebih mudah ingat kepada Allah namun saat diberi ujian kenikmatan, saat itulah Allah benar-benar sedang menguji kita.

Jika mendapat musibah dalam urusan agama ia akan sangat menyesalinya.

Teringat cerita Syaidina Umar bin Khattab yang ketinggalan satu rakaat shalat Ashar di Masjid hanya karena beliau sedang asyik berada dalam kebun kurmanya. Mengetahui dirinya telah tertinggal satu rakaat dalam berjamaah, Syaidina Umar pun begitu menyesali perbuatannya sehingga kebun kurma yang dianggap sebagai penyebab musibah itu akhirnya dijual.

Tidak suka memenuhi perutnya dengan makanan haram & tidak sampai kenyang.

Ini merupakan manifestasi dari sabda Rasulullah yang berbunyi ‘Makanlah sebelum engkau lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang‘. Sungguh suatu perintah yang seakan-akan mudah dilaksanakan namun saat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari betapa sulitnya melakukan hal itu. Dari sinilah bentuk ketakwaan seorang mukmin dibentuk.

Apabila memandang orang lain, orang itu lebih sholeh dari dirinya. Tapi bila memandang diri sendiri, dirinya adalah orang yang penuh dosa.

Nampaknya banyak diantara kita, apalagi yang telah diberikan hidayah dari Allah berupa kenikmatan dalam beribadah, kemudahan dalam bertahajud, keringanan dalam berpuasa sunah atau keindahan dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, mudah menganggap dirinya lebih sholeh dibanding lainnya. Padahal sikap merendah adalah salah satu yang dianjurkan oleh Rasul. Belajar tawadhu’ dan senantiasa melakukan amal ibadah tanpa membandingkan dengan orang lain adalah start yang baik untuk meningkatkan kualitas ketakwaan diri.







Ada 4 waktu yang tidak boleh disia-siakan, yaitu:

Waktu untuk bermunajat

Setiap saat, bahkan saat mau tidur pun disunnahkan bertasbih, berzikir atau membaca Kalamullah. Bila kita tertidur saat kita sedang bermunajat, insya Allah kita dianggap sedang berdoa selama kita tidur, subhanallah.

Waktu untuk meminta maaf dan berterima kasih

Tanpa pernah tahu kapan kepulangan kita ke Illahi Robbi, manfaatkan waktu yang ada untuk meminta maaf atas segala kesalahan kita dan berterima kasih kepada siapa-siapa yang telah membantu kita dalam hal apapun. Terutama bagi yang masih memiliki orang tua, sekarang juga kirim doa dan hubungi mereka, ucapkan maaf dan terima kasih atas segala yang telah mereka lakukan kepada kita.

Waktu untuk mengevaluasi diri

Bertafakur, mengingat-ingat kembali dosa yang pernah dilakukan dan berjanji untuk tidak melakukannya kembali adalah perbuatan terpuji. Kadang dengan seringnya kita mengevaluasi diri kita, apa-apa yang menjadi kekurangan maupun kelebihan dalam hidup ini, dapat menjadikan modal yang berharga untuk masa depan.

Waktu untuk beramal sholeh

Tidak perlu menunggu tanggal gajian, seberapapun yang kita miliki saat melihat ada yang sedang membutuhkan, mari ulurkan tangan. Allah akan melihat sekecil apapun amal ibadah kita dan akan menggantinya berlipat ganda apabila keikhlasan ada dibalik perbuatan kita membantu sesama.

Wallahu A'lam

Hati yang gelisah.. Hembusan nafas yang terdengar jelas seolah menyayat hati
Dimanakah ketenangan jiwa itu berada ? Dapatkah di temukan di balik hening malam ?
Siapakah yang dapat memahami ? Terdengar jelaskah teriakan hati ?
Cukupkah di jelaskan melalui hujan yang deras ? Dimanakah ketenangan jiwa itu berada ?
Bersembunyi di balik pepohonan ? Ataukah jauh di atas awan ?
Angin yang berhembus dapatkah menyampaikan rasa ?

Hati yang gelisah......
Maukah engkau menenangkannya wahai sahabat ?
Bahkan hujan yang turunpun tak menyisakan pelangi
Bagaimanakah Meredam Gelisah Hati
Untuk Menggapai Ketentraman Hidup ini

Hati yang gelisah.....

Saat malam mulai larut , Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam kekakuan, Karena hati terpasung dalam kesepian
Kesedihan dengan kesendirian ,Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah, Pagi datang mengawali hari baru
Aku terbangun dari panjangnya malam , Perlahan aku bergerak,
Berdiri dan kubuka jendela , Tersiratlah cahaya mentari pagi

Menyinari……

Menghempaskan semua khayalan kepahitan
Memang, Aku harus tetap tegar berdiri
Songsong hari yang baru
Sambut dengan sesuatu yang indah

Wujudkan misteri cita dan cinta
Sambutlah Berikan dia senyum
Warnailah hari-hari dengan cinta
Demi hari esok yang lebih baik

Dalam hidup dan kehidupan kita tidak pernah terhindar dari rasa gelisah. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tergantung masalah yang  dihadapi oleh masing masing orang. Rasa gelisah tidak boleh dibiarkan begitu saja karena bisa menjadi penyakit dan menghalangi serta mematikan segala apa yang ada disekitar.

Nasehat dan kata - kata motivasi dapat menjadi obat bagi jiwa yang sedang gelisah untuk kembali memompa apa yang telah hilang didalam jiwa. terkadang seseorang dalam beberapa hari merasa tidak tenteram, jiwanya gelisah dan pikiran kusut, makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. nasehat , motivasi , inspirasi bisa menjadi penawar yang paling jitu terutama bagi mereka yang gundah gulana, terkadang tidak juga bisa mengobatinya.

Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ketempat orang membaca Al Quran, engkau baca Al Quran atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya; atau engkau pergi ke pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah; atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berkhalwat menyembah Allah, seumpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta dan memohon kepada Allah ketenangan jiwa, ketentraman pikiran dan kemurnian hati. Seandainya dengan melakukan yang demikian jiwamu belum juga terobati , engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu, bukan lagi hatimu.”

Tentang keutamaan dan kelebihan membaca Al Quran, Rasulullah telah menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian:” Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al Quran ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah.”

Di dalam hadits yang lain, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula, Rasulullah menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al Quran, maksudnya:” Perumpamaan orang Mu’min yang membaca Al Quran, adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat; orang Mu’min yang tak suka membaca Al Quran, adalah seperti buah korma, baunya tidak begitu harum, tetapi manis rasanya; orang munafiq yang membaca Al Quran ibarat sekuntum bunga, berbau harum, tetapi pahit rasanya; dan orang munafiq yang tidak membaca Al Quran, tak ubahnya seperti buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit sekali.”

Dalam sebuah hadits, Rasulullah juga menerangkan bagaimana besarnya rahmat Allah terhadap orang-orang yang membaca Al Quran di rumah-rumah peribadatan (masjid, surau, mushalla dan lain-lain). Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang masyur lagi shahih yang berbunyi kurang lebih sebagai berikut:” Kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah peribadatan, membaca Al Quran secara bergiliran dan ajar megajarkannya terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketenteraman, akan berlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, juga Allah akan mengingat mereka” (diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah).

Dengan hadits di atas nyatalah, bahwa membaca Al Quran, baik mengetahui artinya ataupun tidak, adalah termasuk ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukannya; memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga rumah tangga tempat Al Quran itu dibaca.

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas r.a. Rasulullah bersabda : “Hendaklah kamu beri nur (cahaya) rumah tanggamu dengan sembahyang dan dengan membaca Al Quran.”

Di dalam hadits yang lain lagi, Rasulullah menyatakan tentang memberi cahaya rumah tangga dengan membaca Al Quran itu. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Daru Quthi dari Anas r.a. Rasulullah memerintahkan : “Perbanyaklah membaca Al Quran di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada orang membaca Al Quran, akan sedikit sekali dijumapi kebaikan di rumah itu, dan akan banyak kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah.”

Mengenai pahala membaca Al Quran, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa, tiap-tiap orang yang membaca Al Quran dalam sembahyang, akan mendapat pahala lima puluh kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya; membaca Al Quran di luar sembahyang dengan berwudhu, pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya; dan membaca Al Quran di luar sembahyang dengan tidak berwudhu, pahalanya sepuluh kali kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya. 

(Dikutip Dari berbagai sumber)

Wallahu A'lam

Bila Hati Gelisah ('_") semua jadi tak tentu arah

Jawab : 

130 orang menyukai ini.

Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. Asy Syu'araa' : 227







Lirik Lagu Opick – Kembali Pada Allah Lyrics

hasbunallah wanikmat wakil , nikmat maulana waanikman nashir

bila hati gelisah , tak tenang, tak tentram
bila hatimu goyah , terluka, merana
jauhkah hati ini dari Tuhan, dari Allah
hilangkan dalam hati dzikirku, imanku

hanya dengan Allah ,  hatimu akan menjadi tenang
dengan mengingat Allah , hilangkan semua kegelisahan
cukuplah hanya Allah , hati bergantung dan berserah diri


Ketika Hati Kecil Sedang Gelisah , gundah gulana menjadi teman setia
terselinap rasa yang tiada tara , termenung berteman sedih dan duka

ah lebay ...... alay..... jablay........ (meski tak tau artinya, aku tulis saja)

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman syurga dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka

sebelum itu di dunia

adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Dan di langit terdapat sebab-sebab rezkimu dan terdapat pula apa yang dijanjikan kepadamu

Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar akan terjadi seperti perkataan yang kamu ucapkan

Adz Dzaariyaat : 15 - 23

Alqur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, di mana di dalamnya terkandung hidayah bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan agar selamat dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Antara hidayah Alquran kepada manusia:

pertama, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Ajaran Alqur’an membimbing manusia agar keluar dari kegelapan yang berupa kekafiran, kesesatan dan kebodohan menuju cahaya Ilahi yang berupa keimanan, keislaman dan ilmu pengetahuan.

Allah SWT berfirman: Alif, laam raa. (Ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.(Q.S. Ibrahim [14]: 1).

Kedua, membimbing kehidupan manusia menuju jalan yang lurus, baik dan adil. Ini dicapai dengan mengikuti ajaran Islam yang shahih dan jalan tauhid yang ditunjukkan Alquran. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Alqur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al-Israa’ [17]: 9).

Ketiga, memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman dan peringatan kepada orang-orang ingkar (kafir). Alquran menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman melalui amal soleh yang mereka lakukan, akan mendapat pahala berlipat kali ganda dan akan dibalas dengan kebaikan di dunia dan syurga di akhirat. Sebaliknya, orang-orang ingkar akan mendapat balasan buruk diakhirat. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Alqur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahw bagi mereka ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih.(Q.S. Al-Israa’ [17]: 9-10).

Keempat, Alqur’an menyembuhkan hati manusia dan menebarkan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Ia menyembuhkan segala penyakit hati, termasuk akhlak tercela. Penyakit hati bersumber dari pemahaman akidah yang salah tentang Allah, malaikat, rasul-rasul, hari akhirat, qadha dan qadar. Kesalahan keyakinan ini membuatkan hati entiasa dalam kegelisahan. Allah SWT berfirman: Dan kami turunkan dari Alqur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alqur’an itu tidaklah menmbah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Israa’ [17]: 82). Hati akan semakin hidup dengan adanya iman dan Al Qur’an. Sebagaimana badan semakin hidup dengan sesuatu yang dapat menumbuhkan dan menguatkannya. Suburnya hati itulah semisal dengan tumbuhnya badan.

Kelima, berisi nasihat dan ibrah (pelajaran). Alquran banyak berisi kisah-kisah penuh hikmah tentang orang-orang terdahulu. Kisah-kisah itu tentu bukan hanya sekadar pemanis dan hiasan Alquran, tetapi adalah pelajaran (ibrah) yang harus diambil oleh umat Islam.

Firman Allah SWT: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alqur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf [12]: 111).

Kelebihan Alquran

Alquran memiliki tiga kelebihan yang tidak dimiliki oleh kitab suci lain.

Pertama, merupakan kitab suci yang paling banyak dibaca dan dihafal oleh manusia sejak dahulu hingga sekarang dalam bahasa aslinya.

Kedua, merupakan kitab suci yang mendapat perhatian sangat besar, baik oleh pemeluknya maupun oleh orang diluar mereka. Banyak ilmuwan non-Muslim yang mengakui Alquran, baik dari segi tata bahasanya maupun kandungannya.

Ketiga, bagi seorang mukmin, membaca Alquran akan dapat memperkuat imannya serta mendekatkannya kepada Sang Pencipta, dan membaca Alquran termasuk ibadah.

Sebagai seorang Muslim, sudah semestinya kita menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup. Menjadikannya cermin, melihat dan mengukur akhlak dan setiap aktivitas yang kita lakukan. Menjadikannya sahabat yang mengingatkan saat terlupa dan menegur saat alpa. Saat diri terlupa, tersesat dan lemah, maka apakah Alquran sudah kita jadikan sebagai pedoman hidup kita ?