Salat berjamaah merujuk pada aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum. Landasan Hukumnya berlandasan hukum yang terdapat dalam Al Qur'an maupun Hadits mengenai salat berjama'ah:

1. Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Dan apabila kamu berada bersama mereka lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri salat bersamamu dan menyandang senjata,..." (QS. 4:102).

2. Muhammad Rasulullah SAW bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam sholat imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).

3. Dari Ibnu Abbas RA berkata: "Saya menginap di rumah bibiku Maimunah isteri Rasulullah SAW. Nabi SAW bangun untuk salat malam maka aku bangun untuk salat bersama beliau. Aku berdiri di sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan digeser posisiku ke sebelah kanan beliau." (HR. Jama'ah, hadits shahih).

Keutamaan

Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai berikut :

Berjama'ah lebih utama dari pada salat sendirian. Rasulullah Muhammad  SAW bersabda: "Salat berjama'ah itu lebih utama dari pada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)

Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para malaikat. Rasulullah SAW bersabda: "Salat seseorang dengan berjama'ah itu melebihi salatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila seseorang berwudhu' dan menyempurnakan wudhu'nya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan semata-mata untuk salat, maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan apabila dia mengerjakan salat, maka para Malaikat selalu memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada ditempat salat selagi belum berhadats, mereka memohon: "Ya Allah limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah limpahkanlah rahmat untuknya.' Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan salat semenjak menantikan tiba waktu salat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraira RA, dari terjemahan lafadz Bukhari).

Terbebas dari pengaruh / penguasaan syetan. Rasulullah SAW bersabda: "Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana salat berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh syetan. Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan shalat berjama'ah sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya." (HR. Abu Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA).

Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda: "Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat." (HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).

Mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang shalat Isya dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan salat setengah malam, dan barangsiapa yang mengerjakan salat shubuh berjama'ah maka seolah-olah ia mengerjakan salat semalam penuh. (HR. Muslim dan Turmudzi dari Utsman RA).

Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain. Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke ma'mum begitu selesai salat dan menanyakan mereka-mereka yang tidak hadir dalam salat berjama'ah, para sahabat juga terbiasa untuk sekedar berbicara setelah selesai salat sebelum pulang kerumah. Dari Jabir bin Sumrah RA berkata: "Rasulullah SAW baru berdiri meninggalkan tempat salatnya diwaktu shubuh ketika matahari telah terbit. Apabila matahari sudah terbit, barulah beliau berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam masjid orang-orang membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan di masa jahiliyah. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan Nabi SAW pun ikut tersenyum." (HR. Muslim).

Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma'mum, salnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shaf salat. Rasulullah SAW bersabda: "Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-kali kamu menyalahinya! Jika ia takbir maka takbirlah kalian, jika ia ruku' maka ruku'lah kalian, jika ia mengucapkan 'sami'alLaahu liman hamidah' katakanlah 'Allahumma rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud maka sujud pulalah kalian. Bahkan apabila ia salat sambil duduk, salatlah kalian sambil duduk pula!" (HR. Bukhori dan Muslim, shahih).

Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami salat bersama Nabi SAW. Maka diwaktu beliau membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorang pun dari kami yang berani membungkukkan punggungnya sebelum Nabi SAW meletakkan dahinya ke lantai. (Jama'ah)


Kriteria Imam

Kriteria pemilihan Imam salat tergambar dalam hadits Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri : "Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka hijrahnya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah ketaatan mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".

Kehadiran Jamaah Wanita di dalam Masjid

Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat harus menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat ataupun fitah. Baik karena perhiasan atau harum-haruman yang dipakainya.

Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu larang wanita-wanita itu pergi ke masjid-masjid Allah, tetapi hendaklah mereka itu keluar tanpa memakai harum-haruman." (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abu Huraira RA).

"Siapa-siapa di antara wanita yang memakai harum-haruman, janganlah ia turut shalat Isya bersama kami." (HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i dari Abu Huraira RA, isnad hasan). 

Bagi kaum wanita yang lebih utama adalah salat di rumah, berdasarkan hadits dari Ummu Humaid As-Saayidiyyah RA bahwa Ia datang kepada Rasulullah SAW dan mengatakan: "Ya Rasulullah, saya senang sekali salat di belakang Anda." Beliaupun menanggapi: "Saya tahu akan hal itu, tetapi salatmu di rumahmu adalah lebih baik dari salatmu di masjid kaummu, dan salatmu di masjid kaummu lebih baik dari salatmu di masjid Umum." (HR. Ahmad dan Thabrani).

Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian melarang para wanita untuk pergi ke masjid, tetapi (shalat) di rumah adalah lebih baik untuk mereka." (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar RA).

Tentu shalat jamaah di masjid lebih banyak jamaahnya dibandingkan dengan di rumah. Hanya saja kalau untuk seorang wanita lebih baik untuk melaksanakan shalat di rumah karena dikhawatirkan dapat mengganggu kekhusyu'an shalat berjamaah.

Wallahu A'lam

Seorang rasul yang sangat mulia dan kita semua paham bahwa perilakunya Tegas sampai mengatakan ingin membakar rumah-rumah mereka! Tentu ini bukan hal yang biasa. Rasul Muhammad SAW begitu sayang umatnya sehingga tidak rela melihat mereka pada nantinya masuk ke dalam neraka jahanam. Makanya beliau begitu bersemangat mengajak umatnya untuk melakukan shalat berjamaah , terlebih lagi shalat subuh dan shalat Isya', hal ini ditegaskan dalam sebuah hadist :

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا

 وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي

 بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ

Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi seorang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung didalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. Sungguh, aku ingin menyuruh melaksanakan shalat, lalu shalat itu ditegakkan, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami shalat bersama orang-orang. Kemudian beberapa lelaki berangkat bersamaku dengan membawa kayu yang terikat, mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat berjamaah, sehingga aku bakar rumah mereka. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Shalat subuh merupakan shalat yang agung lagi disaksikan oleh para malaikat yang bertugas di malam hari dan yang bertugas di siang hari, karena pada saat shalat subuh itulah mereka bergantian, malakait malam naik ke langit dan malaikat siang turun ke bumi. Barangsiapa yang mengerjakannya secara berjamaah -dengan syarat dia juga mengerjakan shalat isya secara berjamaah- maka sungguh seakan-akan dia telah shalat semalam suntuk. Dan orang yang mengerjakan shalat subuh maka dia berada dalam tanggungan, jaminan, dan penjagaan dari Allah. Dialah yang akan mengambilkan haknya dari orang lain yang telah melanggar haknya dengan kezhaliman. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist :

Usman bin Affan berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ

 وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim)

Jundab bin Abdillah Al-Qasri berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ

 فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim)






Semua keutamaan di atas hanya pantas didapatkan oleh seorang mukmin sejati. Karenanya shalat yang paling berat atas orang munafik adalah shalat subuh ini, karena mereka tidak pantas untuk mendapatkan semua keutamaan di atas. agar sekiranya kita bisa menjauhi sifat dan sikap yang demikian berikut ada beberapa tips agar bisa melaksanakan shalat isya' dan subuh secara berjama'ah :
  1. Tanamkan pada diri anda bahwa melakukan sholat itu suatu kebutuhan.
  2. Niatkan karena Allah. Bila niat sudah kuat, maka kemenangan akan tergapai.
  3. Selalu berdoa sebelum tidur, sebab doa itu adalah bagian dari ibadah.
  4. Usahakan jangan tidur terlalu malam agar tubuh cukup waktu istirahatnya.
  5. Lakukan dengan penuh komitmen dan hukumlah diri sendiri bila kesiangan sholat subuhnya.
  6. Sholat subuh itu akan membuat kita sehat. Apalagi bila kita telah mandi. Badan serasa segar.
  7. Tanamkan pada diri bahwa sholat berjamaah lebih baik daripada sholat sendirian
Semua adalah kembali kepada pribadi masing - masing orang, dengan niat tulus , ikhlas dan berserah diri serta bersungguh - sungguh , maka insya allah akan dimudahkan segala urusan baik ibadah duniawi maupun ukhrawi.

Wallahu A'lam

Doa Naik Kendaraan



بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

  الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ

  فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesung-guhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Segala puji bagi Allah (3x), Allah Maha Besar (3x) Maha Suci Engkau, ya Allah! Sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud , At-Tirmidzi ) 

 Wallahu A'lam

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang orang yang senang bersuci , Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji kepada-Mu. Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq di sembah selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku sesat atau disesatkan setan atau orang yang berwatak setan, berbuat kesalahan atau disalahi, menganiaya atau dianiaya , dan berbuat bodoh atau dibodohi

Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya.

Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku Ya Allah, ciptakan-lah cahaya untukku dalam kuburku dan cahaya dalam tulangku Tambahkanlah cahaya untukku, karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya

DO’A KETIKA MENGENAKAN PAKAIAN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

الحَمْدُ للهِ اللذِي كَسَانِي هَذَا وَ رَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ

“Segala puji bagi Allah Yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rezeki dari-pada-Nya tanpa daya dan kekuatan dari-ku.”

DO’A KETIKA MENGENAKAN PAKAIAN BARU

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ، أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَا صُنِعَ لَهُ

 وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ

“Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkaulah yang memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada-Mu untuk memperoleh kebaikannya dan kebaikan yang ia diciptakan karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang ia diciptakan karena-nya”

Wallahu A'lam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Assalamualaikum Wr Wb merupakan merupakan doa kepada sesama muslim. Walaupun ucapan salam merupakan doa kepada sesama muslim, kita juga dibolehkan mengucapkan salam kepada suatu forum walaupun didalam forum tersebut tidak bisa dipastikan 100% muslim. Nabi Muhammad SAW pun pernah mengucapkan salam kepada majelis yang bercampur dengan orang Yahudi. Karena ucapan salam hanya untuk sesama muslim, kita bisa menyapa non muslim dengan ucapan (greeting) yang disenangi oleh mereka. Terkadang ada juga orang non muslim mengucapkan salam kepada kita (muslim), kita bisa menjawabnya dengan ucapan “wa’alaikum”.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh memiliki arti “Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu.” Arti yang sangat bagus sekali bukan. Salam merupakan doa sesama umat muslim yang didalamnya berisi banyak kebaikan.

Wallahu A'lam

Setiap manusia pasti pernah melakukan salah dan dosa. Akan tetapi, sebaik-baik diantara mereka adalah yang segera memohon ampun kepada Allah atas dosanya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,

ومن يعمل سوءا أو يظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما

Siapa yang melakukan perbuatan jelek (suu’) atau mendholimi dirinya, kemudian memohon ampun kepada Allah, maka ia akan menemukan bahwa Allah itu maha pengampun dan penyayang.

Selain seruan untuk bertaubat, dan janji Allah untuk mengampuni dosa mereka yang bertaubat dengan sesungguhnya, ayat tersebut di atas juga menunjukkan bahwa perbuatan dosa sesungguhnya merupakan bentuk kedholiman terhadap diri kita sendiri. Manusia akan merugi dengan dosa yang dilakukannya.
Allah juga berfirman,

واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات

Dan mohon ampunlah (kepada Allah) atas dosamu dan kamu mukmin laki-laki dan perempuan.
Jika kita memohon ampun lepada Allah dengan jujur dan keinginan kuat untuk tidak mengulanginya, insyaAllah dosa kita pun akan diampunkan oleh Allah, sebagaimana firman-nya,

واستغفر الله إن الله كان غفورا رحيما

Mohon ampunlah lepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun dan penyayang.
Dalam ayat lain Allah berfirman,

فسبح بحمد ربك واستغفره إنه كان توابا


Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan mohon ampunlah lepada-Nya, karena sesungguhnya ia penerima taubat.
Bahkan jika kita sungguh-sungguh dengan taubat kita dan menjaga ketaqwaan kepada Allah, maka Allah pun nantinya akan memberikan penghidupan yang baik berupa sorga,

للذين اتقوا عند ربهم جنات

Bagi mereka yang bertakwa, disisi Allah kebun-kebun (sorga)
Selain itu, di dunia ini sekali pun, Allah tidak akan mengadzab kita selama kita senantiasa memohon ampun kepada Allah dan menjadikan syariat nabi sebagai tuntunan hidup.
Allah berfirman,

وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون

Maka tidaklah Allah akan mengadzab mereka sementara engkau ada bersama mereka (wahai Muhammad), dan tidak pula Allah akan mengadzab mereka sementara mereka senantiasa memohon ampun (kepada Allah).
Demikianlah istighfar mempunyai peran yang sangat penting dalam hidup kita. Bahkan kebiasaan istighfar ini merupakan ciri-ciri hamba yang dicintai oleh Allah.
Allah berfirman,

والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفر الذنوب إلا الله ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون

Dan mereka yang jika melakukan kejelekan atau mendholimi diri mereka, segera ingat kepada Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya. Dan siapa yang mengampuni dosa selain Allah, dan tidaklah mereka mengulangi (kesalahan) yang mereka lakukan, dan mereka mengetahui.
Demikianlah janji Allah bagi mereka yang bertaubat dengan taubat sesungguhnya. Bukan yang bertaubat kemudian mengulangi kesalahan. Atau dalam masyarakat kita sering disebut sebagai taubat sambal.
Maka, sebagai muslim yang baik hendaknya kita senantiasa membiasakan diri untuk selalu memperbanyak istighfar kepada Allah.
Rasulullah yang sudah Allah jamin kemaksumannya, beliau beristighfar seratus kali dalam sehari.
Beliau rasulullah Muhammad salallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

وإني لأستغفر الله في اليوم مئة مرة

Dan sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.
Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwa Rasulullah sering beristighfar dengan ucapan berikut,

رب اغفر لي وتب علي إنك أنت التواب الرحيم


Ya Allah, ampunilah aku dan aku bertaubat (kepada-Mu), sesungguhnya Engkau maha pengampun dan penyayang.
Ibnu Mas’oed berkata bahwa, Rasulullah juga sering bersitighfar dengan bacaan,

أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه


Aku mohon ampun kepada Allah, Zat yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Ia, yang maha hidup dan terus mengurus (makhluk-Nya), aku bertaubat kepada-Nya.
Sementara istighfar harian (sayyidul istighfar) yang sering dibaca rasulullah adalah,

اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت أعوذ بك من شر ما صنعت أبوء لك بنعمتك علي وأبوء بذنبي فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت

Ya Allah, engkau adalah Rabb- ku, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Yang menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan memenuhi janji-janjiku kepada-Mu sepenuh kemampuanku.Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan jelekku. Aku mengakui nikmat yang Engkau berikan kepadaku, dan aku pun mengakui dosa-dosaku. Maka ampunkanlah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.
Rasulullah bersabda,

من قالها من النهار موقنا بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة

Barang siapa yang membacanya (sayyidul istighfar di atas) pada siang hari dan ia yakin dengannya kemudian meninggal pada hari itu sebelum sore, maka ia merupakan ahli sorga. Dan barang siapa yang membacanya pada malam hari dan ia yakin dengannya kemudian meninggal sebelum subuh, maka ia merupakan ahli sorga.
Suatu janji dan ganjaran yang cukup menggiurkan bagi hamba yang merindukan sorga Allah.
Dari Tsauban radi’allahu anhu, diriwayatkan bahwa rasulullah biasanya beristighfar tiga kali setelah sholat, kemudian membaca,

اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت ياذا الجلال والإكرام

Ya Allah, atas-Mu keselamatan, dari-Mu keselamatan, keberkatan atas-Mu wahai yang maha mulia dan agung.
Dari Ai’syah diriwayatkan bahwa sebelum meninggal, Rasulullah banyak beristighfar dengan mengucapkan,

سبحان الله وبحمده أستغفر الله وأتوب إليه

Maha suci Allah dengan segala kemuliaan-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
Jika Rasulullah sedemikian banyaknya beristighfar kepada Allah sementara beliau adalah manusia paling suci dan sudah dijamin sorga oleh Allah, maka bagaimana dengan kita?.

Disunting dari رياض الصالحين من كلام سيد المرسلين-للإمام أبو زكريا يحيى بن شرف النووي

Berdoa dianjurkan kapan saja dan dimana saja, akan tetapi khusus untuk permintaan yang khusus dan teramat khusus ada saat-saat istimewa , yang jika dilakukan dengan sungguh - sungguh maka insya Allah akan dikabulkan. Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya, 

Menurut sebagian ulama' ada waktu - waktu tertentu dimana kita bisa memohon / berdo'a kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang bila mana kita melakukan permohonan disaat - saat itu maka akan lebih mendapatkan kesempatan untuk diterima dan dikabulkan do'anya.

1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya. Allah SWT berfirman:


“Rabb (Tuhan) kita turun di setiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman : Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dan Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda :

“Tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan shalat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan di-shahih-kan oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, Adz-Dzahabi, dan Al-Albani).

2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjama’ah. Sayangnya waktu mustajab ini sering disalahgunakan sebagian umat Islam yang kurang mengerti sunnah atau oleh orang yang kurang menghargai sunnah, sehingga diisi dengan hal-hal yang tidak baik dan tidak dianjurkan Islam, membicarakan urusan dunia, atau hal-hal lain yang tidak bernilai ibadah.

Ketentuan waktu ini berdasarkan hadits Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!” (HR. Ahmad).

Juga berdasarkan hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash RA, bahwa ada seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita”, maka Rasulullah SAW bersabda: “Ucap-kanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzin itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban, di-hasan-kan oleh Al-Arnauth dan Al-Albani).

3. Pada waktu sujud.

Yaitu sujud dalam shalat atau sujud-sujud lain yang diajarkan Islam. Seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi. Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

“Keberadaan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).

Dan hadits Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (shalat) di belakang Abu Bakar RA, maka Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi bagus yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al-Qur’an ketika ruku’ atau ketika sujud. Adapun di dalam ruku’, maka agungkanlah Allah dan adapun di dalam sujud, maka giat-giatlah berdoa, sebab (hal itu) pantas dikabulkan bagi kalian.” (HR. Muslim).

4. Setelah shalat fardlu.

Yaitu setelah melaksanakan shalat-shalat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis shalat Jum’at. Allah berfirman : “Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan selesai shalat.” (QS. Qaaf: 40).

Juga berdasarkan hadits Umamah Al-Bahili, ia berkata : “Rasulullah SAW ditanya tentang doa apa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: “Tengah malam terakhir dan setelah shalat-shalat yang diwajibkan.” (HR. At-Tirmidzi).

Karena itu Imam Syafi’i dan para pengikutnya berkata, dianjurkan bagi imam dan makmumnya serta orang-orang yang shalat sendirian memper-banyak dzkir, wirid dan doa setelah selesai shalat fardhu. Dan dianjurkan membaca dengan pelan, kecuali jika makmum belum mengerti maka imam boleh mengeraskan agar makmum menirukan. Setelah mereka mengerti, maka semua kembali pada hukum semula yaitu sirri (samar-samar).

5. Pada waktu-waktu khusus

Tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya. yaitu sesaat di setiap malam dan sesaat setiap hari Jum’at. Hal ini berdasarkan hadist Jabir RA, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya.” (HR. Muslim).

Hadits Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut hari Jum’at, beliau bersabda :

Di dalamnya ada satu saat (yang mustajab) tidaklah seorang hamba muslim yang kebetulan waktu itu sedang mendirikan shalat (atau menunggu shalat) dan memohon kepada Allah sesuatu (hajat) melain-kan Allah pasti mengabulkan permohonannya.” dan Nabi mengisyaratkan dengan tangannya akan sedikitnya saat mustajab itu. (HR. Al-Bukhari).

Di dalam hadist Muslim dan Abu Dawud dijelaskan: “Yaitu waktu antara duduknya imam (khatib) sampai selesainya shalat (Jum’at)”. Inilah riwayat yang paling shahih dalam hal ini. Sedangkan dalam hadist Abu Dawud yang lain Nabi memerintahkan agar kita mencarinya di akhir waktu Ashar.

An-Nawawi rahimmahullah menjelaskan bahwa para ulama berselisih dalam menentukan saat ijabah ini menjadi sebelas pendapat. Yang benar-benar saat ijabah adalah di antara mulai naiknya khatib ke atas mimbar sampai selesainya imam dari shalat Jum’at. Hal ini berdasarkan hadist yang sangat jelas dalam riwayat Muslim di atas.

Sepertiga akhir dari waktu malam.
Ketika adzan.
Waktu antara adzan dan iqamah.
Setelah shalat-shalat fardlu.
Ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jum’at sampai selesainya shalat Jum’at pada hari itu.
Waktu terakhir setelah Ashar”.

Jika doa tadi bertepatan dengan kekhusyu’an hati, merendahkan diri di hadapan Sang Penguasa. Menghadap kiblat, berada dalam kondisi suci dari hadats, mengangkat kedua tangan, memulai dengan tahmid (puji-pujian), kemudian membaca shalawat atas Muhammad. Lalu bertobat dan beristighfar sebelum menyebutkan hajat. Kemudian menghadap kepada Allah, bersungguh-bersungguh dalam memohon dengan penuh kefaqiran, dibarengi dengan rasa harap dan cemas. Dan bertawassul dengan asma dan sifatNya serta mentauhidkanNya. Lalu ia dahului doanya itu dengan sedekah terlebih dahulu, maka doa seperti itu hampir tidak tertolak selamanya. Apalagi jika memakai doa-doa yang dikabarkan Nabi SAW sebagai doa yang mustajab atau yang mengandung Al-Ismul-A’zham (Nama Allah Yang Mahabesar).” 

Ya Allah, kabulkanlah doa-doa kami"

Wallahu A'lam

Doa Setelah Adzan

اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت محمدا

 الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما محمودا الذى وعدته


"Allaahumma rabba haadzihid da'watit taammah wash shalaatil qaa-imah aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilata wab 'atshu maqaamam mahmuudanilladzii wa'attah"

Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna ini dan shalat yang berdiri, berilah kepada Nabi Muhamad s.a.w. wasilah dan keutamaan, dan bangkitkanlah ia pada tempat yang terpuji yang Engkau telah menjanjikannya (HR. Bukhori)


اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ

 وَالْفَضِيْلَةِ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ, إِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادِ

Allaahumma rabba hadzihid da’waatit taammah was shalaatil qaaimah aati Muhammadanil ladzii wa’adtahu, innaka laatukhliful mii’aadi

Artinya : “Ya Allah, penguasa panggilan yang sempurna dan shalat yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad washilah dan keistimewaan dan tempatkanlah di tempat yang mulia yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak (pernah) menyalahi janji”


Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan atau kekurangan, karena semua itu datangnya dari sebuah ketidaksengajaan dan atau kekhilafan serta ketidaktahuan. 

Selamat berdoa dan semoga doa anda dikabulkan Allah SWT.

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.

Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat janji-janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.

Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti suatu keyakinan. Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang benderang supaya kamu mencari karunia Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mendengar

Yunus : 62 - 67











Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan kesaksian ini disebut "tanda-tanda", yang berarti "bukti yang teruji kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran." Jadi, tanda-tanda kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.

Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat.

Jika kita mau mencatat , menulis serta membukukan dan atau mentafsirkan serta metadabburi ayat - ayat al quran maka kita tidak akan mampu memuat semua tanda kebesaran Allah yang tak terhitung jumlahnya, tidak juga sekiranya manusia dan jin bersatu saling tolong menolong satu sama lain. Segala sesuatu, tarikan napas manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmis di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, menaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal tanda-tanda (ayat-ayat) Allah memerlukan upaya pribadi. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.

Tentu saja, didalam al quran ada panduan yang mungkin membantu. Pertama-tama, orang dapat mempelajari pokok-pokok tertentu yang ditekankan dalam Al Quran, agar ia memperoleh mentalitas berpikir yang menjadikan dirinya dapat merasakan seluruh alam semesta ini sebagai penjelmaan dari segala ciptaan Allah.

Tanda kebesaran Allah di alam semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl :

"Dia-lah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami-(nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. An-Nahl, 16: 10-17)

Dalam Al Quran, Allah mengajak kaum berakal untuk memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban alam" belaka.

Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji" (QS. Ali 'Imran:190-194)

Sebagaimana kita lihat dalam ayat-ayat ini, kaum berakal melihat tanda kebesaran Allah dan berusaha memahami ilmu, kekuasaan, dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.

Sesungguhnya mengeram diri di dalam kamar yang sempit disertai dengan kehampaan yang menyakitkan merupakan cara yang paling efektif untuk membunuh potensi diri.
Keluarlah dari kamar Anda dan bacalah tanda-tanda kebesaran dan keindahan Allah yang ada diantara gemericik air yang mengalir dianak-anak sungai, desiran angin yang meniup dedaunan pohon yang rindang, burung-burung yang berkicau seakan-akan membacakan surat cinta.

Marilah berekreasi agar beroleh kebahagian, kegembiraan, dan ,meraih pengalaman serta bahan kajian untuk direnungkan.

Wallahu A'lam

Salat Dhuha adalah Shalat Sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu Dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika Matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu zuhur. Jumlah rakaat sholat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.

Manfaat atau faedah shalat dhuha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang melaksanakan shalat dhuha adalah dapat melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.

Cara Melaksakan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid ( tidak berjamaah ), caranya sebagai berikut:

> Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram

> "Aku niat shalat sunah Dhuha karena Allah"

> Membaca doa Iftitah

> Membaca surat al Fatihah

> Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama surat Asysyams dan rakaat kedua surat Allail

> Ruku' dan membaca tasbih tiga kali

> I'tidal dan membaca bacaanya

> Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali

> Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya

> Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali

> Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Doa Sholat Dhuha

Pada dasarnya doa setelah salat duha dapat menggunakan doa apapun. Doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas salat duha adalah:

Dalam Bahasa Indonesia: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU, dan keagungan itu adalah keagunganMU, dan keindahan itu adalah keindahanMU, dan kekuatan itu adalah kekuatanMU, dan perlindungan itu adalah perlindunganMU. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMU, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".



Manfaat Shalat Dhuha
Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”
Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya. Berbeda dengan shalat shubuh maka tidak ada perbedaan dikalangan ulama bahwa ia adalah wajib bagi setiap muslim untuk melaksanakannya dan berdosa jika ditinggalkan. Dengan demikian tidak dibenarkan bagi seorang yang hanya mengerjakan shalat dhuha yang kedudukannya sunnah sementara dirinya meninggalkan shalat shubuh yang kedudukannya lebih tinggi darinya yaitu wajib.

Do'a Shalat Dhuha 


Doa Shalat Dhuha yang biasa dilakukan oleh Rasulullah setelah shalat dhuha :

اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Wallahu A’lam

Jika seseorang mencintai sesuatu atau orang lain, maka ia akan selalu mendekatinya. Selalu ingin berdekatan. Melihat wajahnya dan atau Berusaha memberi perhatian lebih. Lantas bagaimana jika Allah mencintai hamba-Nya?

Bukan bermaksud membandingkan dengan manusia atau cinta sesama manusia. Tetapi hanya sedikit menyadarkan tanpa bermaksud menyamakan dengan makhluk.

Jika Allah cinta, mungkin seperti cintanya manusia dan lebih lagi. Allah akan membuat kita mendekat kepada Allah. Diberi cobaan dan kesulitan agar selalu mendekat kepada Allah melalui doa dan rintihan kesedihan.

Allah akan lebih suka lagi jika kita ingat dosa-dosa dan bertobat ketika tengah kesusahan. Allah kemudian memberi kebahagiaan agar kita bersyukur dan memuji-Nya. Allah selalu memperhatikan kita, menjaga kita, men-spesial-kan kita, karena kita beriman dan selalu yakin kepadaNya. Karena Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.

Berbeda dengan orang-orang yang tidak Allah cinta, dibiarkannya berbuat sesuka hati. Diberi ujian tidak mendekat apalagi diberi kelapangan, malah semakin jauh. Allah tidak akan membuat dia merintih dengan ujian dan penderitaan. Allah juga tidak peduli jika dia tidak bersyukur saat bahagia. Karena Allah tidak cinta, Allah hanya mengasihi mereka. Ah, ini hanya pemikiran dan persangkaanku saja. Sebuah pemikiran yang tidak tepat.

Jadi, berbahagialah untuk kita (semoga aku juga termasuk di dalamnya) yang merintih dan memelas, memohon kepada Allah. Mengadukan segala kesedihan hanya kepada Allah. Karena kita terpilih menjadi hamba yang dicintai Allah.

Kita dituntun untuk mendekat kepada-Nya. Karena Allah suka jika dekat dengan hamba yang dicintai-Nya. Lalu kenapa kita tak juga membalas cinta-Nya? Kenapa masih juga tidak ikhlas dengan kehendak-Nya. Tidak bersabar dengan kesulitan-kesulitan yang datang. Bahkan selalu mengeluh dan menolak jalan ini.

Sebaiknya, mulai sekarang kita harus lebih peka pada setiap kehendak Allah. Apakah itu berwujud cinta Allah agar kita makin meningkatkan ketakwaan, atau berwujud peringatan Allah agar kembali ke jalan Allah dan mendekat kepada-Nya. atau berwujud hadiah dari Allah agar kita bersyukur dan memuji kemurahan Allah. Jangan sampai itu berwujud azab Allah karena kita telah durhaka kepada Allah, naudzubilah.

Semoga kita selalu membersihkan hati dari dosa-dosa yang kita perbuat. Agar kita bisa peka dengan kehendak Allah yang selalu terbaik untuk kita. Amin…

(Allah tengah mengawasiku yang sedang menulis ini, semoga Allah menyukainya, semoga benar yang kupikirkan, semoga Allah selalu cinta padaku). Semoga ini merupakan wujud cintaku kepada Allah… Amin ya Robbalamin….











Do'a Sebelum Makan 

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan menyebut Asma' Alloh yang Maha Pengasih lagi

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْماَ رَزَقْتَنَا

Ya Alloh berkahilah pada makanan yang telah Engkau rizkikan pada kami

وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

dan jagalah kami dari api neraka


Do'a sesudah makan

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أطْعَمَنَا وَسَقَانَا

Segala puji bagi Alloh Yang telah memberi makan dan minum kepada kami

وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ

dan Yang menjadikan kami sebagai orang-orang islam

Adam dan istrinya adalah manusia pertama yang berbuat dosa karena melanggar perintah Allah yaitu memakan buah terlarang yang mengakibatkan terpisahnya hubungan yang begitu harmonis antara Allah dan manusia, yang mengakibatkan semua keturunannya juga terpisah dengan Allah dan suka berbuat dosa. Baik Alquran maupun Alkitab menyatakan bahwa setiap manusia telah berbuat dosa tanpa kecuali, baik itu nabi, rasul, kyai, pendeta, pastor, biksu dll. Selagi mereka masih menyandang gelar manusia maka mereka adalah orang berdosa. Ayat ayat Al-Quran dan Alkitab di bawah ini membuktikan bahwa semua manusia berbuat dosa.

"…Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci …" (QS. 53 An Najm - bintang - 32)

"sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. (QS. 100 Al Aadiyaat - kuda perang berlari cepat 6-7)

"Setiap anak Adam yang baru lahir disentuh oleh setan ketika lahirnya itu, lalu ia memekik menangis karenanya, selain Maryam dan anaknya. (Hadits Shohih Bukhori 1493)

Alkitab juga berkata:

"Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. (Mazmur 51 : 7)

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3 : 23)

Oleh karena itu setiap orang, siapapun mereka, pemimpin pemimpin agama sekalipun telah mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa, yang membutuhkan pengampunan dosa. Alquran mencatat beberapa contah tokoh agama dan nabi dengan jujur mengatakan bahwa dirinya orang berdosa yang setiap saat memohon pengampunan dari Yang Maha Pengampun; antara lain:

Adam dan Hawa

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan membri rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang orang yang merugi." (QS. 7 Al A'raaf - tempat tertinggi -23)
Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim juga berkata:

"Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang orang mu'min pada hari tejadinya hisab." (QS. 14 Ibrahim 41)

Dari Abu Huraira r.a. katanya: "Saya dengar Rasulullah saw. Besabda: "Demi Allah ! Saya meminta ampun dan bertobat kepada Allah, dalam satu hari lebih dari tuju puluh kali." (Hadits Shohih Bukhori. 1732)

HUKUMAN ATAS DOSA

Karena Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana maka setiap pelanggaran atau dosa yang telah dilakukan manusia tidak akan diluputkan Allah dari penghukuman. Allah Maha Kudus maka Dia tidak akan kompromi dengan ketidak kudusan atau dosa sekecil apapun, dan setiap dosa yang dilakukan manusia akan mendapat upahnya, apapun status dan kedudukan manusia itu. Ayat ayat Alquran dan Alkitab berikut ini memperjelas hukuman apa yang akan diterima oleh setiap manusia yang berdosa dari Tuhannya.

Dan tidak ada seorangpun dari padamu melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang orang yang bertaqwa dan membiarkan orang orang yang dzalim di dalam neraka keadaan berlutut. (QS. 19 Maryam 71 - 72)

"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa beselisih pendapat, kecuali orang orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia yang (durhaka) semuanya." (QS. 11 Huud 118 - 119)

Wallahu A'lam

Berkah adalah sesuatu yang tumbuh dan bertambah, sedangkan tabarruk adalah do’a seorang manusia atau selainnya untuk memohon berkah. Allah SWT menjadikan berkah hanya bagi hamba-Nya yang beriman, bertaqwa dan shaleh. Firman Allah dalam surat Al-A’raaf ayat 96 yang artinya “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”
Beberapa sebab dicabutnya Berkah :

  • Tidak adanya Taqwa dan Tidak takut kepada Allah SWT.
  • Tidak Ikhlas dalam beramal.
  • Tidak menyebut nama Allah SWT dalam setiap perbuatan dan tidak melakukan Dzikir serta Ibadah kepada-Nya. Setiap perbuatan yang tidak diawali dengan Bismillah, maka perbuatan itu terputus untuk memperoleh kebaikan dan berkah, bahkan perbuatan anda tersebut akan disertai syetan.
  • Memakan barang yang haram dan yang dihasilkan dari perbuatan haram.
  • Tidak berbakti kepada kedua orang tua dan menyia-nyiakan hak anak.
  • Memutus tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan.
  • Sikap Bakhil dan tidak mau ber-infaq. Allah SWT tidak akan memberkahi harta yang hanya disimpan oleh pemiliknya dan enggan untuk menginfakkannya, karena perbuatan tersebut adalah perbuatan bakhil yang sangat tercela dan dibenci.
  • Tidak bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
  • Tidak Ridha terhadap apa yang diberikan Allah dan tidak pernah merasa puas (tidak qana’ah).
  • Melakukan perbuatan maksiat dan dosa, serta enggan bertaubat dan beristighfar.
  • Tidak mendidik anak dengan ajaran agama.Anak kita adalah tumpuan hati kita, pengharum jantung kita, pewangi aroma dunia dan buah kehidupan kita. Siapa saja yang berlaku buruk terhadap anak maka ia telah merugi dan telah melakukan ketidak patutan. Anak kita adalah madu kehidupan kita.
  • Berbuat kerusakan dan keburukan dimuka bumi.
  • Tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya.
  • Pertengkaran dan perselisihan antara suami-istri.
  • Mendoakan buruk diri sendiri, anak-anak dan harta benda.

Tidak ada kebaikan dan keberkahan pada dirimu, anakmu atau harta bendamu jika engkau mendoakannya dengan kecelakaan, karena terkadang Allah mengabulkan doamu pada saat itu, maka terjadilah musibah dan engkau menyesal ketika penyesalan tak berguna lagi.

Rayakan Berkah Kehidupan.

Mengenali dan mengakui orang-orang dan keadaan yang membawa kegembiraan, kenyamanan, dukungan dan kebijaksanaan. Berkah tidak terbungkus dalam barang uang atau materi. Berkat ada aliran dukungan dan kemurahan hati yang merangkul hidup Anda. Perkataan yang baik dapat menjadi berkah. Tawaran bantuan dapat menjadi berkah, Waktu yang dihabiskan dengan orang yang dicintai bisa menjadi berkah, Setiap kali Anda berbagi rasa syukur dan penghargaan lain, Anda menyampaikan penghargaan ke dunia.

Buat Openings

Dalam setiap zaman, di setiap waktu, ada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan. Selalu ada saat terjadi gejolak dan kebingungan. Mungkin muncul bahwa karena peningkatan kegiatan teroris di dunia atau perang atau kesal dengan kondisi keuangan, yang terbaik adalah untuk menjaga energi Anda dekat dengan Anda.

Jangan biarkan semua ini menghentikan Anda. Jangan biarkan itu menghambat ekspansi dari keberadaan Anda. Untuk setiap satu orang yang melakukan kejahatan dan menyebarkan kemarahan dan ketakutan, ada ribuan orang yang membawa kasih, penghargaan dan kepedulian baru ke dunia. Fokus pada orang-orang yang anda ingin berkahi. Ketahuilah bahwa perhatian Anda untuk aliran kemurahan hati dan cahaya membawa aspek-aspek kemanusiaan menjadi tenaga yang lebih besar.

Fokus pada Cahaya

Hal ini selalu perlu untuk memanfaatkan fokus Anda ke daerah-daerah yang melayani dan mencerahkan. Anda dapat membuat perbedaan besar dalam dunia dengan memfokuskan perhatian dan tindakan Anda. Anda mungkin tidak merasa nyaman menulis kepada para politisi untuk meminta mereka untuk menghentikan proliferasi kebencian dan kontrol. Anda mungkin tidak merasa siap untuk pergi ke masyarakat dan mengambil tugas untuk menyembuhkan pelanggaran sistem melemahkan politik atau sosial. Masih begitu banyak yang dapat Anda lakukan untuk mengangkat dunia dan menyebarkan berkah tertinggi.

Akui semua orang yang Anda tahu mereka berkontribusi terhadap hidup Anda. Ya! Keluarga Anda dan teman-teman yang telah memberkati hidup Anda dalam banyak cara. Mereka telah membantu Anda dalam bimbingan yang diberikan. Mereka telah membawa Anda kedalam sukacita kehidupan. Biarkan mereka tahu betapa anda menghargai kontribusi mereka terhadap hidup anda. Majikan dan karyawan telah mendukung kemakmuran anda. Menyampaikan terima kasih dan berkah orang di sekitar anda yang telah memberikan kontribusi untuk hidup anda. Dengan melakukan ini anda akan mulai berbagi dalam hati yang jelas yang akan menyebar apresiasi ke dunia luas.

Ambil Tindakan Tulus

Mengambil tindakan yang tulus bagi orang lain. Fokus Anda adalah kunci, tetapi tidak hasilnya. Fokus pada kebaikan tertinggi tidak secara khusus menghasilkan kebaikan tertinggi, itu hanya langkah untuk menunjukkan dan meraih jalan kedalam hal itu. Lalu apa yang Anda lakukan? Anda bertindak! Membuat panggilan telepon ke teman dan orang yang dicintai, Mengirim kartu apresiasi kepada orang-orang dalam kehidupan Anda. Mendukung keuangan kesejahteraan mereka yang membuat perbedaan di dunia. Beli buku-buku, karya seni dan produk dari mereka yang bekerja untuk mengangkat hidup Anda dan komunitas global. Berbelanja di toko-toko yang mendukung komunitas Anda. Menyebarkan cahaya dan penghargaan mana pun Anda pergi.

Berbagi Berkah

Ketika Anda mengakui berkat anda, anda meningkatkannya. Ketika anda berbagi berkat anda, anda melipatgandakan mereka. Semoga Berkah menjadi yang selalu ada dalam hidup anda.

Shalatnya Abu Bakar Ash Shiddiq, Beliau telah menghabiskan hidup dan segenap jiwa raganya, harta kekayaannya serta waktunya untuk diinfakkan dan berjihad di jalan Allah. Termasuk memberikan pelayanan dalam dakwah dan penyampaian wahyu. Dialah sahabat Abu Bakar yang nama lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah Al Qurasyi At Tamimi yang terkenal dengan sebutan Abu Bakar Asy Syiddiq.

Beliau sangat mudah mencucurkan air mata saat membaca Al Quran dalam shalatnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengalaman hidup beliau bersama Al Quran. Sehingga beliau tidak mampu menahan perasaannya dari kejadian kejadian yang pernah dialaminya ketika membaca Al Quran.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “Mereka melalui Abu Bakar yang sedang shalat bersama dengan yang lainnya.” Aisyah menuturkan, Saya pun berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang laki laki yang lembut hatinya, apabila telah membaca Al Quran beliau tidak mampu menahan cucuran air mata dari keduanya.” (HR Muslim)

Adapun kekhusyukan beliau serta tangisan beliau di dalam shalat, benar-benar berpengaruh besar kepada orang-orang di sekelilingnya.Hal ini menyebabkan orang-orang Quraisy yang menguasai Mekah pada waktu itu mengajukan sejumlah syarat kepada beliau ketika beliau menunaikan shalat.

Akhirnya kaum kafir Quraisy menemui Ibnu Ad Daghinah yang saat itu memberikan jaminan keamana kepada Abu BakarAsh Shiddiq. Mereka berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Ad Daghinah, suruhlah Abu Bakar untuk beribadah kepada Rabbnya di rumahnya, hendaklah dia shalat dan membaca apa yang dia kehendaki dan janganlah dia menyakiti kami. Sesungguhnya kami khawatir perkara itu menjadi fitnah bagi anak dan istri kami.”

Ibnu Ad Daghinah pun mengatakan hal itu kepada Abu Bakar, sehingga beliau mulai beribadah kepada Allah di rumahnya, dengan tidak mengeraskan shalatnya begitupun dengan bacaannya.

Kemudian Abu Bakar mulai membangun sebuah masjid di halaman rumahnya, beliau shalat dan membaca Al Quran di masjid itu. Pada saat itu, berkumpullah istri-istri dari kalangan orang musyrik dan anak-anak mereka, mereka begitu kagum akan shalat yang didirikan Abu Bakar dengan terus memperhatikannya. Abu Bakar adalah seorang laki laki yang sering menangis, beliau tidak bisa menahan air matanya ketika membaca AL Quran (Kisah ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Ibnu Hiban)

Sahl bin Sa’d dia berkata, “Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu tidak pernah melirik ketika dalam shalat.” (Fadhail Ash Shahabat I/208, Imam Ahmad)

Mujahis menuturkan, “Keadaan Ibnu Az Zubair ketika dia berdiri menunaikan shalat, seperti sebuah kayu yang kokoh (tidak bergerak).” Dikisahkan pula bahwa Abu Bakar pun seperti itu ketika shalat. Abdurrazaq berkata, “Penduduk Mekah menuturkan bahwa Ibnu Zubair mencontohshalat dari Abu Bakar, dan Abu Bakar mencontohnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Fadhail Ash Shahabat I/208, Imam Ahmad)

Wallahu A'lam