Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Hakqqul Yaqin

Manusia dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkan ilmu. Karena hal itu sudah menjadi fitrah manusia sejak manusia diciptakan, untuk selalu mengejar apa yang belum dia ketahui. Masing-masing manusia memiliki pengetahuan yang berbeda yang telah dianugerahkan oleh Allooh Subhanahu Wata'ala. 

Namun, manusia hanya memiliki sedikit umur dan terbatasnya jangkauan alam pikirannya. Allah sudah memberitahu kita tentang hal ini dalam Al-qur’an yakni: “Aku tidak menganugerahi kalian ilmu kecuali hanya sedikit”. Kurang lebih terjemahannya demikian.

Jadi sebesar apapun pengetahuan yang dimiliki oleh manusia hanyalah sebagian kecil saja dari Ilmu yang Allooh Subhanahu Wata'ala miliki. Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Hakqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah Swt. 
Di dalam Ilmul Yaqin segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta’ala. Di dalam Ainul Yaqin, tatkala seseorang telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta’ala yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari gerak dan diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta’ala maka sama halnya ia merasakan dan menyadari kehadiran Allah Ta’ala dekat sekali dengan dirinya. “Bukan menghadirkan Allah” akan tetapi menyadari bahwa “Allah senantiasa Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam / meliputi tiap-tiap sesuatu”. 

di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ? Adz Dzaariyaat : 20 - 21

“Wahuwa Ma’akum Ainama kuntum” (Dia Allah serta kamu di mana kamu berada). Haqqul Yaqin, adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam dalamnya pada dirinya bahwa : “SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERLIHAT, TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN ILMU ALLAH TA’ALA, SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERDENGAR TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN KALAM ALLAH TA’ALA, DAN TIDAK ADA YANG TERASA MAUPUN DIRASAKAN MELAINKAN SIRRULLAH (ZATULLAH)”. Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra/meresap pada diri, maka Allah akan JAZBAH dirinya sehingga sampailah ia pada maqom “KAMALUL YAQIN” 

Wallahu A’lam Bishshawab.

1 comments
  1. Aim Ih February 11, 2012 at 6:13 AM  

    Rabbana laa tudzigqulubana ba'da idzhadaitana wa hablana milladunka rahmah innaka antal wahhaab.